Selasa, 08 Mei 2018

Tips Brainstorming Ide Cerita Bagi Pemula

tips ketika ketemu ide

Kalian pasti pernah mengalami yang namanya dapat ide, lalu pas mau ditulis hilang? Nah, begitupun saya. Sering kali ide-ide itu datang di saat yang tidak tepat ehehe. Namun, bukan berarti ide tak menyebar. Sebenarnya saya kesel kalau ada yang bilang, nggak ada ide nih atau belum ketemu ide.

Plis, gaes ... ide ada di mana-mana. Dari barang dan hal sekecil apa pun, ide itu pasti tercipta. Tapi kalau emang kalian lagi stuck, istirahatlah. Coba refresh sejenak pikiran kalian biar ide itu lebih mudah masuk. Yuk, langsung aja kita pembahasannya:


1. Saat ketemu ide
Tentukan kamu mau pake pov berapa.
Pov 1
Ini seperti kamu menulis diari

Pov 2
Kamu seperti Tuhan

Pov 3
Kamu bebas mau jadi apa aja
Di banyak tokoh (lebih dari 1 tokoh)

Mantapkan pov nya dulu


2. Tentukan setting
Setting ini Bisa aja waktu, Bisa aja lokasi.

Misal,
Mau dibikin setting sepanjang siang kah

Atau
Setting di pantai
Dan kalian lukiskan dengan segudang diksi seputar pantai


3. Alur
Mau pakai alur apa

Majuuuu
Mundurrrr (gagal move on)
Maju mundur (pastikan perpindahannya jelas)


3 itu utama yang kudu kalian renungkan. 3 itu mantap

Perkara kerangka
Sinopsis
Apa pun

Ngalir aja

Ini versi artikel di luar ya
Saya baca dari aplikasi medium


Setting yang didasari waktu

Perbandingan cerpen dan novel adalah 1:3


Protagonis

Ini tokoh utama (umumnya begitu). Protagonis itu tokoh yg pro terhadap alur, memang kebanyakan baik tapi itu bukan patokan. Karrna prosa adalah main character


Dialah yang menentukan akan dibawa dan akan diselesaikan bagainana konfliknya. Protagonis ini tokoh utama
Alias pemegang cerita.

Buat ketegangannya dalam waktu tak lama. Untuk membangun ketegangan

Buat pertanyaan dari.kisahmu sebelum.masuk pada ketegangan. Saat seperti ini

Buat banyak pertanyaan
Posisikan sebagai reader. Posisikan dirimu sebagai si tokoh.

misal,
Apa dia marah kalau aku menolak.
Imajinasikan. Apa pun.jawabanmu
Itulah jalan ceritanya


Hanya ada dua gagasan ending untuk cerpen:

1. Tuntas dengan kejutan
2. Tanda tanya


Tips bikin plot twist
Pilih ya

1. Datangkan tokoh baru tak terduga.
Tokoh baru ini harus punya peran penting di dekat ending

Dan bisa jadi
Dialah si penyelesai masalah


2. Bangun setting baru


3. Jadikan yang tak berguna menjadi penting. Tidak hanya tokoh ya. Prilaku tak penting
Jadikan kunci

misal,

Si tokoh suka membawa diari dan menulis. Si tokoh suka membawa diari dan menulis. Di ending
Taunya itu buku isinya draft cara membunuh. Tapi
Fokuskan cerita pada yang lain. Abaikan ttg si buku
Kecuali saat akan dibikin twist. Cukup sesekali saja gambarkan tokoh dengan bukunya





CATATAN 3
Tips Brainstorming Ide Cerita

Dalam bahasa Inggris, brainstorm memiliki makna ilham. Sedangkan, brainstorming bermakna pengungkapan pendapat. Dalam hail ini, brainstorming ide cerita adalah metode pengumpulan ide untuk mendapatkan satu cerita yang utuh.

Banyak penulis tidak sadar bahwa metode brainstorming sangat penting ketika memutuskan memulai menulis cerita baru. Brainstorming sangat berguna untuk menjaga ambisi agar tetap fokus pada poin-poin utama cerita hingga bisa menyelesaikannya sesuai struktur yang telah disusun sebelumnya hingga akhir. Seringnya, di tengah jalan penulis diinterupsi dengan ide atau imajinasi lain di luar ide asli.


Tips brainstorming:

1. Persiapan
Sebelum bersiap untuk brainstorming ide cerita, persiapkan terlebih dahulu hal yang nanti akan menuntun mencari ide. Seperti misalnya, genre apa yang ingin dituliskan, apakah teenlit, chicklit, young adult, fantasi, historical romance, horor, misteri, dsb. Berikan alasan kenapa ingin menulis genre itu.


2. Perhatikan sekitar.
Ide ada di mana-mana. Bahkan, dimulai dari bangun tidur, ide sudah bermunculan di sekitar. Hanya saja, apakah kepekaan kita bisa menangkap sinyal ide tersebut? Latihlah kepekaan untuk bisa melihat apa yang kamu lihat, mendengar apa yang didengar, dan mengingatnya dengan baik. Suatu saat, ketika sedang merenungkan cerita di sela-sela menulis, apa yang dilihat tersebut akan berguna menjadi bagian dalam cerita. Nyatanya, beberapa persen dari cerita fiksi adalah hasil dari memori pribadi penulis.


3. Selalu membawa buku catatan.
Ide selalu datang tak terduga kapan pun dan di mana pun. Di toilet ketika sedang mandi, di dapur ketika sedang memasak, di kantin kantor saat sedang makan siang, dsb. Selalu siaplah menangkap ide yang datang karena ide pergi secepat ia datang. Ide bisa saja diingat saat ini, tapi beberapa menit kemudian ide akan terlupakan begitu saja. Kalau membawa note saja repot, gunakan aplikasi yang ada di ponsel untuk mencatat apa pun yang datang dalam pikiran. Seperti misalnya aplikasi evernote, WPS, atau bahkan keep di line.


4. Buatlah daftar beberapa ide.
Hampir sebagian besar penulis tidak akan berhenti hanya dengan satu ide saja. Meski ide itu datang tiba-tiba di tengah tengah merenungkan ide lain. Membuat daftar beberapa ide yang muncul hampir bersamaan akan membantu mengidentifikasi ide cerita mana yang memungkian dan paling berpotensial untuk dikembangkan menjadi sebuah cerita. Buatlkah daftar dan baca lagi keseluruhan ide yang didapat, lalu renungkan ide mana yang bisa dipakai.


5. Ingatlah, tidak ada kata "ide buruk".
Semua ide yang bisa dikelola menjadi sebuah cerita adalah ide yang patut untuk dipertimbangkan. Ide yang dilabeli buruk bukan berarti memang benar-benar buruk. Hanya saja, ide itu perlu diperkuat kehadirannya dengan mencari alasan kenapa ide itu ada dan ditunjang dengan riset.


6. Beri alasan ide yang digunakan.
Setiap ide yang hadir dan masuk pertimbangan untuk dikembangkan memiliki alasan. Seperti misalnya, mengikuti tren pasar. Sebagian kecilnya, penerbit memang selalu menilai cerita yang akan dilamarnya berdasarkan pasar yang sedang tren kala itu. Tapi, tidak juga mengesampingkan faktor keunikan ide yang digambarkan penulis dalam ceritanya. Secara umumnya, alasan itu yang muncul ketika ide diciptakan. Nyatanya, alasan itu tidak bisa membantu banyak.
Seperti yang dijelaskan di materi Ide Cerita. Carilah alasan ide dari strukturalisme cerita. Contohnya, ide itu dipakai karena ingin mencapai tujuan karakter untuk menyelesaikan masalah tertentu. Atau ingin memecahkan konflik yang saat ini sedang santer dibahas melalau riset. Atau ingin membuktikan sesuatu yang kata orang tidak bisa dilakukan.
Ketika ide itu memiliki alasan, tidak ada jalan untuk keluar dari fokus cerita yang telah ditetapkan meski ide lain yang bahkan lebih bagus dari ide yang dipakai berkeliaran di pikiran.


7. Berbicaralah dengan teman yang sesuai dengan ide.
Bagian penting lainnya dari brainstorming ide adalah berbicara dengan teman sesama penulis, editor, teman yang memiliki level imajinasi yang sama, orang yang berprofesi sama dengan tokoh cerita yang dituliskan, atau siapa pun yang bisa membantu membangun ide. Utarakan ide yang akan dikembangkan dan mintalah pendapat tentang itu. Bertukar pikiran dengan meraka akan sangat membantu.


8. Temukan cara untuk mencari ide.
Tiap-tiap penulis memiliki cara tersendiri untuk menghimpun ide. Ada yang mendapatkan inspirasi ide cerita hanya dari mendengarkan musik. Ada juga yang menonton film demi mendapatkan ide, berjalan-jalan, membaca buku, atau bahkan hanya dengan melamun saja sudah memunculkan ide. Temukan cara itu yang paling bisa menginspirasi untuk menghimpun ide.


CATATAN 4
BAHASA LISAN DAN TULISAN

Bahasa lisan yang dimaksud adalah kalimat yang diucapkan. Bahasa lisan terbagi menjadi standar dan nonstandar. Bahasa lisan standar contohnya seperti dalam pidato. perkuliahan, ceramah, dll. Sedangkan, bahasa lisan nonstandar contohnya seperti percakapan antarteman, di pasar, dalam kesempatan nonformal lainnya, dan sejenisnya.

Bahasa tulisan bahasa yang tertulis atau tercetak. Bahasa tulisan pun terbagi menjadi standar dan nonstandar. Yang termasuk standar adalah bahasa tulisan dalam buku-buku pelajaran, teks, surat kabar, poster, iklan, dll. Sedangkan bahasa tulisan nonstandar seperti majalah remaja, iklan, poster, dsb.

Dalam bahasa lisan dan tulisan terdapat perbedaan yang mencolok antara sistuasi dan kondisi kepopuleran suatu kalimat dalam masyarakat. Seperti halnya, setiap wilayah suatu daerah memiliki bahasa dan mengucapan terhadap sesuatu yang berbeda-beda.

Ciri-ciri bahasa lisan:
1. Memerlukan orang kedua atau objek lainnya untuk melakukan percakapan.
2. Bahasa yang dipakai tergantung situasi, kondisi, ruang, dan waktu.
3. Tidak harus memperhatikan unsur gramatikal.
4. Berlangsung cepat.
5. Dapat dilakukan tanpa alat bantu.
6. Membutuhkan intonasi, bahasa tubuh, dan mimik wajah.

Ciri-ciri bahasa tulisan:
1. Tidak memerlukan orang kedua atau objek lainnya.
2. Tidak terpaku pada kondisi, situasi, ruang, dan waktu.
3. Harus memperhatikan unsur gramatikal, tata bahasa, dan eyd.
4. Berlangsung lambat.
5. Selalu memakai media, seperti, buku catatan, komputer, atau media elektronik lainnya.
6. Hanya perlu deskripsi untuk menwakili ekspresi intonasi, bahasa tubuh, dan mimik wajah.

Contoh perbedaan bahasa lisan dan bahasa tulisan:
1. Berdasarkan tata bahasa:
Ragam bahasa lisan:
- Ayah lagi baca koran.
- Gorong-gorong itu ada untuk mencegah banjir.
- Saya akan tanyakan soal itu.
Ragam bahasa tulisan:
- Ayah sedang baca koran/surat kabar.
- Gorong-gorong itu dibangun untuk mencegah datangnya banjir.
- Akan saya tanyakan soal itu.

2. Berdasarkan kosa kata:
Ragam bahsa lisan:
- Susi mau beli hape baru.
- Ibu bilang ayah akan pulang telat.
- Kita harus bikin struktur organisasi baru.
Ragam bahasa tulisan:
- Susi ingin membeli ponsel baru.
- Ibu mengatakan ayah akan pulang terlambat.
- Kita harus membuat struktur organisasi baru.



Nah, itulah sekilas tentang ide yang saya bagi. Betewe, materi ini saya gabung dari sesepuh saya, kak See Tea dan kak Gita di grup novel.

Jumat, 04 Mei 2018

Arus Kehilangan

Arus Kehilangan

Aku sempat terhenyak dalam mimpi semu. Bahkan tentang kehilangan, aku pun melupakannya. Rasaku telah larut dalam pesonamu hingga aku lupa tak memiliki hatimu. Awalnya aku senang, kamu memilih berjalan maju denganku. Namun, itu tak berlangsung lama. Kamu memilih berputar kembali ke belakang tanpa mau meneruskan jalan lurus ke depan bersamaku.
Inilah yang aku takutkan. Waktunya ‘lah tiba. Jarak itu perlahan membentang memisahkan kita; menjauh. Kisah ini mengalir terbawa emosi yang menggebu. Aku sudah kalah, kenanganku hanyut dalam lubang tak kasat mata.


-CatatanKita

Mengulang Elipsis bagi Pemula

Hallo, pasti sudah tidak asing lagi dengan elipsis . Setelah kemarin aku post tentang elipsis, asportof dan separator , kini aku bakal m...