Selasa, 21 November 2017

Mengeksekusi ending dalam cerita (prosa fiksi)



Ending ternyata adalah bagian terpenting. Umumnya orang akan cari tahu endingnya dulu.
Baru mikir buat baca keseluruhan. Ending yang buru-buru, gagap, terlalu menukik,
akan bikin cerita seolah dibikin prematur (kecepetan diakhiri).



💨Ini beberapa cara membuat ending💨

1. Buat ending dimana alur cerita dan benang karakter disimpulkan dengan benar.
Tidak ada dugaan dan tidak ada pertanyaan . Nasib semua karakter diketahui dengan jelas.

Contoh yang paling mudah adalah misteri. Meskipun misteri ditutupi ketegangan, tapi reader tahu klimaks cerita atau tokoh-tokoh itu nasibnya gimana. Biasanya ada 1 tokoh si pengungkap. Ending yg bisa dilihat

Mungkin ada yg pernah baca
Stephen donaldson.


2. Ending tanpa penyelesaian
Lawan poin 1
Plot dibiarkan ngambang. Gak selesai. Nasib karakter gak diketahui walau telah dijabarkan. gantung. Ini.membiarkan reader berspekulasi. Umumnya ending model begini
Dibuat untuk ada sekuelnya.

Contohnya sih
Novel si harry potter. Hampir endingnya menggantung. Wajar
Karena ada sekuelnya.


3. Ending yang tersirat
Ini ending yang paling ingin dikerjakan oleh saya dan penulis umumnya.  Karena bisa bikin pembaca frustasi. Beda dengan menggantung

Ending ini sebenarnya sudah menyisipkan logika dan pesan. Kayak kamu sudah tau siapa dan apa atau bagaimana. Tapi
Mendadak ending tanpa dikasih tau bener gak sih pikiranmu


Pertanyaan reader kurang lebih gini,

"Eh, kayaknya dia deh."

Tapi ... gak ada jawaban

"Eh, dia kan minum racun.
Kayaknya mati, deh."


Tapi gak diberitahukan mati atau tidak

"Kalau liat dari bukti-buktinya
Pasti dia."


Lagi lagi gak diberi jawaban

Hanya ada logika atau premis. Tapi tidak jawaban.


4. Twist ending
Disini, intinya penulis membuat ending tak terduga. Dari semua logika
Tahunya endingnya beda.
Buku fight club, contohnya.


5. Ending yang mengikat kembali Atau tie back
Disini, penulis membuat ending dimana mulai dan akhirnya ditulis dengan cara yang sama.
Akhir cerita justru sudah diungkap di awal
Kemudian berlanjut rincian sampai di akhir

Buat penulis pemula ini bisa dipakai.

Jadi ending sudah diceritakan dahulu. Walau ketegangannya minim, tapi asal ngolahnya pas
Maka cerita akan menarik


6. Bola kristal
Ending begini penulis akan menceritakan si karakter maju ke depan (beberapa hari sebelum atau beberapa tahun sebelum). Cara umum menulis ending bola kristal adalah penggunaan epilog.

Harry potter edisi the deathly hallow. Dmana epilog di set 19 tahun setelah inti cerita


🔘Kalau di indo
Cuma mengenal 3 role ending,
-Happy Ending
- Sad ending
- Cliffhanger ending
Cliffhanger ending
Disini penulis sengaja menggantung ending
Pembaca dibiarkan menafsirkan kelanjutannya


Sekian dan terima kasih. Semoga bermanfaat, ya. Jika ada pertanyaan bisa tinggalkan di kolom komentar atau chat langsung via line di @bongkotgedang 😊

Materi dari kak See Tea, 17 Oktober 2017.

Senin, 06 November 2017

KERAGUAN

-KERAGUAN-


Setelah waktu yang terlewati, bersama ribuan bimbang yang masih menanti. Rasa itu masih sama. Tak berubah sepersekian pun dari gelisahnya. Hati tak mau membuka, membiarkan cinta itu terombang-ambing pada denyut usaha.

Masih tentang ketidakmauan atas apa yang telah ada. Ego bisa saja tersebut sebagai pelaku utama dibalik kebimbangan. Hanya saja bukan itu. Hati yang tak berpintu, mungkin ia tokoh utama dari sebuah drama. Mengungkap alasan, katanya kunci untuk membuka telah hilang dari pandangan mata.

Namun tak bisa terpungkiri, benih-benih kasih masih mendominasi segenap ruang yang telah pilu oleh empedu. Mengharap masih ada jalan dari sekian alur yang berjalan walau harus menikung sekalipun. Tapi, satu sisi masih tak bisa menerima atas lakon yang bergulir tanpa permisi. Langit pun datang membawa kedukaannya kala mulut meronta, mematahkan janji akan komitmen yang telah ada.

Semua hanya berujung pada dinding keraguan. Seperti memilih lorong jalan yang tak pernah pasti ujungnya, bagai labirin di tengah keramaian, namun tampak sepi dalam pandangan yang terselimuti ketidakpastian.
Kata yang pernah terlontar pun tak lagi nyata. Seperti air yang menguap menjadi asap dan hilang. Menyisakan tanah yang kering tanpa sebuah kelembaban. Dengan mata yang menengadah menanti rintik hujan dikala malam.

Hingga afeksinya perlahan berhambur, lepas meninggalkanku yang tak bisa berbaur. Pun menenggelamkan dalam balutan kisah tak berujung yang sukar digabung. Di titik ini, semuanya berkumpul pada detak penuh ilusi. Sendiri, tanpa minat untuk berbagi.


 05 November '17
P ink A dan Nimo

#collabs
#poetry
#mariberkarya

Mengulang Elipsis bagi Pemula

Hallo, pasti sudah tidak asing lagi dengan elipsis . Setelah kemarin aku post tentang elipsis, asportof dan separator , kini aku bakal m...