Kamis, 15 Juni 2017

Mengenal Genre Action

-Action-
Aksi-aksi laga yang seru dan menegangkan. Genre action dikenal berkat adanya aksi aksi laga yang seru di dalamnya. Genre action juga menghadirkan satu atua banyak tokoh yang bertindak sebagai pahlawan yang harus menghadapi tantangan dengan disertai dengan baku hantam, perkelahian, kekerasan, aksi pengejaran, baku tembak polisi dan aksi aksi lainnya. Dalam genre action juga terdapat villain berupa teroris, perampok, psikopat, penjahat atau mafia gangster yang menjadi tokoh antagonis utama dalam cerita.


Macam-macam genre action (subgenre) :

1. Action Comedy
Action yang dikombinasikan dengan komedi yang menmpilkan unsur unsur humor yang lucu dan kocak.
(Contoh : Dumb & Dumber, Bad Boys, Rush Hour, 21st Jump Street, The Other Guys)

2. Action Horror
Action yang dikombinasikan dengan unsur horor yang menyeramkan dan mencekam yang menghadirkan unsur supranatural dari kekuatan jahat berupa iblis, hantu, vampire, atau zombie.
(Contoh : Legion, Resident Evil, Blade, Constantine, Priest)

3. Action Thriller
Action yang dikombinasikan dengan unsur unsur thriller yang menegangkan yang menghadirkan musuh-musuh dan teroris flamboyan, unsur kekerasan, berpacu dengan waktu serta biasanya menghadirkan satu tokoh pahlawan utama.
(Contoh : Die Hard, Under Siege, Speed, Rambo, Lethal Weapon)

4. Disaster
Action yang menghadirkan sebuah bencana alam atau bencana fiksi.
(Contoh : Independence Day, 2012, The Day After Tomorrow, Armageddon, Deep Impact).

5. Martial Arts
Action yang menghadirkan elemen seni bela diri, seperti kung fu, karate, silat, dan lain-lain dan biasanya berasal dari film film Asia.
(Contoh : Kung Fu Hustle, The Raid Redemption, Drunken Master, Enter the Dragon)

6. Sci-Fi Action
Action yang dikombinasikan dengan unsur sains fiksi.
(Contoh : The Matrix, The Terminator, Minority Report, Inception, Transformers, Star Wars)

7. Spy
Action yang menghadirkan unsur spionase, mata-mata dan agen rahasia.
(Contoh : Mission Impossible, The Bourne Series, James Bond Casino Royale, Skyfall, dll.)

8. Superhero
Action yang menghadirkan unsur superhero berupa pahlawan dengan kekuatan super, biasanya diadaptasi dari komik.
(Contoh : Superman, Spiderman, The Dark Knight, The Avengers, Hulk, Iron Man, X-Men).



Ps : Materi kelas genre. Selasa, 13 Juni 2017

Kamis, 01 Juni 2017

Tanda Baca

Halo ... lama tak menyapa. Kali ini saya akan membawakan sebuah materi tentang tanda baca. Pasti udah tahu dong, ya. Tanda baca itu seperti apa? Yuk, langsung aja.



A. Tanda Titik (.)

1. Tanda titik dipakai pada akhir kalimat pernyataan.
Misalnya:
•> Mereka duduk di sana.
•> Dia akan datang pada pertemuan itu.

2. Tanda titik dipakai di belakang angka atau huruf dalam suatu bagan, ikhtisar, atau daftar.
Misalnya:
•> a. I. Kondisi Kebahasaan di Indonesia
       A. Bahasa Indonesia
           1. Kedudukan
           2. Fungsi
       B. Bahasa Daerah
           1. Kedudukan
           2. Fungsi

Catatan:
(1) Tanda titik tidak dipakai pada angka atau huruf yang sudah bertanda kurung dalam suatu perincian.
(2) Tanda titik tidak dipakai pada akhir penomoran digital yang lebih dari satu angka (seperti pada 2b).
(3) Tanda titik tidak dipakai di belakang angka atau angka terakhir dalam penomoran deret digital yang lebih dari satu angka dalam judul tabel, bagan, grafik, atau gambar.

2. Tanda titik dipakai untuk memisahkan angka jam,      menit, dan detik yang menunjukkan waktu atau jangka waktu.

Misalnya:

•> Pukul 01.35.20 (pukul 1 lewat 35 menit 20 detik
atau pukul 1, 35 menit, 20 detik)
•> 01.35.20 jam (1 jam, 35 menit, 20 detik)

3. Tanda titik dipakai dalam daftar pustaka di antara nama penulis, tahun, judul tulisan (yang tidak berakhir dengan tanda tanya atau tanda seru), dan tempat terbit.
Misalnya:
Pusat Bahasa, Departmen Pendidikan Nasional. 2008. Peta Bahasa di Negara Kesatuan Republik Indonesia. Jakarta.

4. Tanda titik dipakai untuk memisahkan bilangan ribuan atau kelipatannya yang menunjukkan jumlah.
Misalnya:
•> Indonesia memiliki lebih dari 13.000 pulau.
•> Penduduk kota itu lebih dari 7.000.000 orang.
•> Anggaran lembaga itu mencapai Rp.   225.000.000.000,00.

Catatan:
(1) Tanda titik tidak dipakai untuk memisahkan bilangan ribuan atau kelipatannya yang tidak menunjukkan jumlah.
Misalnya:
•> Dia lahir tahun 1995 di Bandung.



(2) Tanda titik tidak dipakai pada akhir judul yang merupakan kepala karangan, ilustrasi, atau tabel.

Misalnya:
•> Acara Kunjungan Menteri Pendidikan dan  Kebudayaan
•> Bentuk dan Kedaulatan (Bab I UUD 1945)
•> Gambar 3 Alat Ucap Manusia
•> Tabel 5 Sikap Bahasa Generasi Muda Berdasarkan Pendidikan

(3) Tanda titik tidak dipakai di belakang (a) alamat penerima dan pengirim surat serta (b) tanggal surat.
Misalnya:
Yth. Direktur Taman Ismail Marzuki
Jalan Cikini Raya No. 73
Menteng
Jakarta 10330



B. Tanda Koma (,)

1. Tanda koma dipakai di antara unsur-unsur dalam suatu pemerincian atau pembilangan.
Misalnya:
•> Telepon seluler, komputer, atau internet bukan barang asing lagi.
•> Buku, majalah, dan jurnal termasuk sumber kepustakaan.
•> Satu, dua, ... tiga!

2. Tanda koma dipakai sebelum kata penghubung, seperti tetapi, melainkan, dan sedangkan, dalam kalimat majemuk (setara).
Misalnya:
•> Saya ingin membeli kamera, tetapi uang saya belum cukup.
•> Ini bukan milik saya, melainkan milik ayah saya.
•> Dia membaca cerita pendek, sedangkan adiknya melukis panorama.

3. Tanda koma dipakai untuk memisahkan anak kalimat yang mendahului induk kalimatnya.
Misalnya:
•> Kalau diundang, saya akan datang.
•> Karena baik hati, dia mempunyai banyak teman.
•> Agar memiliki wawasan yang luas, kita harus banyak membaca buku.

Catatan:
(1)Tanda koma tidak dipakai jika induk kalimat mendahului anak kalimat.
Misalnya:
•> Saya akan datang kalau diundang.
•> Dia mempunyai banyak teman karena baik hati.

4. Tanda koma dipakai di belakang kata atau ungkapan penghubung antarkalimat, seperti oleh karena itu, jadi, dengan demikian, sehubungan dengan itu, dan meskipun demikian.
Misalnya:
•> Mahasiswa itu rajin dan pandai. Oleh karena itu, dia memperoleh beasiswa belajar di luar negeri.
•> Anak itu memang rajin membaca sejak kecil. Jadi, wajar kalau dia menjadi bintang pelajar
•> Orang tuanya kurang mampu. Meskipun demikian, anak-anaknya berhasil menjadi sarjana.

5. Tanda koma dipakai sebelum dan/atau sesudah kata seru,
seperti o, ya, wah, aduh, atau hai, dan kata yang dipakai sebagai sapaan, seperti Bu, Dik, atau Nak.
Misalnya:
•> O, begitu?
•> Wah, bukan main!
•> Hati-hati, ya, jalannya licin!

6. Tanda koma dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain dalam kalimat.
Misalnya:
•> Kata nenek saya, “Kita harus berbagi dalam hidup ini.”
 •> “Kita harus berbagi dalam hidup ini,” kata nenek saya, “karena manusia adalah makhluk sosial.”

Catatan:
Tanda koma tidak dipakai untuk memisahkan petikan langsung yang berupa kalimat tanya, kalimat perintah, atau kalimat seru dari bagian lain yang mengikutinya.
Misalnya
•> “Di mana Saudara tinggal?” tanya Pak Lurah.
•> “Masuk ke dalam kelas sekarang!” perintahnya.
•> “Wow, indahnya pantai ini!” seru wisatawan itu.

7. Tanda koma dipakai di antara (a) nama dan alamat, (b) bagian-bagian alamat, (c) tempat dan tanggal, serta (d) nama tempat dan wilayah atau negeri yang ditulis berurutan.
Misalnya:
•> Sdr. Abdullah, Jalan Kayumanis III/18, Kelurahan Kayumanis, Kecamatan Matraman, Jakarta 13130
•> Dekan Fakultas Kedokteran, Universitas Indonesia, Jalan Salemba Raya 6, Jakarta
•> Surabaya, 10 Mei 1960
•> Tokyo, Jepang

8. Tanda koma dipakai untuk memisahkan bagian nama yang dibalik susunannya dalam daftar pustaka.
Misalnya:
•> Gunawan, Ilham. 1984. Kamus Politik Internasional. Jakarta: Restu Agung.
•> Halim, Amran (Ed.) 1976. Politik Bahasa Nasional. Jilid 1. Jakarta: Pusat Bahasa.
•> Tulalessy, D. dkk. 2005. Pengembangan Potensi Wisata Bahari di Wilayah Indonesia Timur. Ambon: Mutiara Beta.


9. Tanda koma dipakai di antara bagian-bagian dalam catatan kaki atau catatan akhir.
Misalnya:
 •> Sutan Takdir Alisjahbana, Tata Bahasa Baru   Bahasa Indonesia, Jilid 2 (Jakarta: Pustaka Rakyat, 1950), hlm. 25.

10. Tanda koma dipakai di antara nama orang dan singkatan
gelar akademis yang mengikutinya untuk membedakannya dari singkatan nama diri, keluarga, atau marga.
Misalnya:
•> B. Ratulangi, S.E.
•> Ny. Khadijah, M.A.
•>. Bambang Irawan, M.Hum.

Catatan:
Bandingkan Siti Khadijah, M.A. dengan Siti Khadijah M.A. (Siti Khadijah Mas Agung).

11. Tanda koma dipakai sebelum angka desimal atau di antara rupiah dan sen yang dinyatakan dengan angka.
Misalnya:
•> 12,5 m
•> 27,3 kg
•> Rp500,50
•> Rp750,00

12. Tanda koma dipakai untuk mengapit keterangan tambahan
atau keterangan aposisi.
Misalnya:
•> Di daerah kami, misalnya, masih banyak bahan tambang yang belum diolah.
•> Semua siswa, baik laki-laki maupun perempuan, harus mengikuti latihan paduan suara.
•> Soekarno, Presiden I RI, merupakan salah seorang pendiri Gerakan Nonblok.
•> Pejabat yang bertanggung jawab, sebagaimana dimaksud pada ayat (3), wajib menindaklanjuti laporan dalam waktu paling lama tujuh hari.

- Bandingkan dengan keterangan pewatas yang pemakaiannya tidak diapit tanda koma!
•> Siswa yang lulus dengan nilai tinggi akan diterima di perguruan tinggi itu tanpa melalui tes.

13. Tanda koma dapat dipakai di belakang keterangan yang terdapat pada awal kalimat untuk menghindari salah baca/salah pengertian.
Misalnya:
•> Dalam pengembangan bahasa, kita dapat memanfaatkan bahasa daerah.
•> Atas perhatian Saudara, kami ucapkan terima kasih.

Bandingkan dengan:
•> Dalam pengembangan bahasa kita dapat memanfaatkan bahasa daerah.
•> Atas perhatian Saudara kami ucapkan terima kasih.
C.Tanda Titik Koma (;)

1. Tanda titik koma dapat dipakai sebagai pengganti kata penghubung untuk memisahkan kalimat setara yang satu dari kalimat setara yang lain di dalam kalimat majemuk.
Misalnya:
•> Hari sudah malam; anak-anak masih membaca buku.
•> Ayah menyelesaikan pekerjaan; Ibu menulis makalah; Adik membaca cerita pendek.

2. Tanda titik koma dipakai pada akhir perincian yang berupa klausa.
Misalnya:
•> Syarat penerimaan pegawai di lembaga ini adalah:
(1) berkewarganegaraan Indonesia;
(2) berijazah sarjana S-1;
        (3) berbadan sehat; dan
(4) bersedia ditempatkan di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.

3. Tanda titik koma dipakai untuk memisahkan bagian-bagian pemerincian dalam kalimat yang sudah menggunakan tanda koma.
Misalnya:
•> Ibu membeli buku, pensil, dan tinta; baju, celana, dan kaus; pisang, apel, dan jeruk.
•> Agenda rapat ini meliputi
a. pemilihan ketua, sekretaris, dan bendahara;
b. penyusunan anggaran dasar, anggaran rumah tangga, dan program kerja; dan
c. pendataan anggota, dokumentasi, dan aset organisasi.



D. Tanda Titik Dua (:)

1. Tanda titik dua dipakai pada akhir suatu pernyataan lengkap yang diikuti pemerincian atau penjelasan.
Misalnya:
•> Mereka memerlukan perabot rumah tangga: kursi, meja, dan lemari.
•> Hanya ada dua pilihan bagi para pejuang kemerdekaan: hidup atau mati.

2. Tanda titik dua tidak dipakai jika perincian atau penjelasan itu merupakan pelengkap yang mengakhiri pernyataan.
Misalnya:
•> Kita memerlukan kursi, meja, dan lemari.
•> Tahap penelitian yang harus dilakukan meliputi
a. persiapan,
b. pengumpulan data,
c. pengolahan data, dan
d. pelaporan.

3. Tanda titik dua dipakai sesudah kata atau ungkapan yang memerlukan pemerian.
Misalnya:
•> a. Ketua : Ahmad Wijaya
Sekretaris : Siti Aryani
Bendahara: Aulia Arimbi
•> c. Narasumber : Prof. Dr. Rahmat Effendi
Pemandu : Abdul Gani, M.Hum.
Pencatat : Sri Astuti Amelia, S.Pd.


4. Tanda titik dua dipakai dalam naskah drama sesudah kata yang menunjukkan pelaku dalam percakapan.
Misalnya:
•> Ibu : “Bawa koper ini, Nak!”
•> Amir: “Baik, Bu.”
•> Ibu : “Jangan lupa, letakkan baik-baik!”


5. Tanda titik dua dipakai di antara (a) jilid atau nomor dan halaman, (b) surah dan ayat dalam kitab suci, (c) judul dan anak judul suatu karangan, serta (d) nama kota dan penerbit dalam daftar pustaka.
Misalnya:
•> Horison, XLIII, No. 8/2008: 8
•> Surah Albaqarah: 2—5
•> Matius 2: 1—3
•> Dari Pemburu ke Terapeutik: Antologi Cerpen Nusantara
•> Pedoman Umum Pembentukan Istilah. Jakarta: Pusat Bahasa.

E. Tanda Hubung (-)

1. Tanda hubung dipakai untuk menandai bagian kata yang terpenggal oleh pergantian baris.
Misalnya:
•> Di samping cara lama, diterapkan juga ca-
ra baru ….
•> Nelayan pesisir itu berhasil membudiday-
akan rumput laut.
•> Kini ada cara yang baru untuk meng-
ukur panas.
•> Parut jenis ini memudahkan kita me-
ngukur kelapa.

2. Tanda hubung dipakai untuk menyambung unsur kata
ulang.
Misalnya:
•> anak-anak
•> berulang-ulang
•> kemerah-merahan
•> mengorek-ngorek

3. Tanda hubung dipakai untuk menyambung tanggal, bulan, dan tahun yang dinyatakan dengan angka atau menyambung huruf dalam kata yang dieja satu-satu.
Misalnya:
•> 11-11-2011
•> p-a-n-i-t-i-a

4. Tanda hubung dapat dipakai untuk memperjelas hubungan bagian kata atau ungkapan.
Misalnya:
•> ber-evolusi
•> meng-ukur
•> dua-puluh-lima ribuan (25 x 1.000)
•> ²³∕₂₅ (dua-puluh-tiga perdua-puluh-lima)
•> mesin hitung-tangan
Bandingkan dengan:
•> be-revolusi
•> me-ngukur
•> dua-puluh lima-ribuan (20 x 5.000)
•>  20 ³∕₂₅ (dua-puluh tiga perdua-puluh-lima)
•> mesin-hitung tangan

5. Tanda hubung dipakai untuk merangkai
a. se- dengan kata berikutnya yang dimulai dengan huruf kapital (se-Indonesia, se-Jawa     Barat);
b. ke- dengan angka (peringkat ke-2);
c. angka dengan –an (tahun 1950-an);
d. kata atau imbuhan dengan singkatan yang berupa huruf kapital (hari-H, sinar-X, ber-KTP, di-SK-kan);
e. kata dengan kata ganti Tuhan (ciptaan-Nya, atas rahmat-Mu);
f. huruf dan angka (D-3, S-1, S-2); dan
g. kata ganti -ku, -mu, dan -nya dengan singkatan yang berupa huruf kapital (KTP-mu, SIM-nya, STNK-ku).

Catatan:
- Tanda hubung tidak dipakai di antara huruf dan angka
jika angka tersebut melambangkan jumlah huruf.
Misalnya:
•> BNP2TKI (Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia)
•> LP3I (Lembaga Pendidikan dan Pengembangan Profesi Indonesia)
•> P3K (pertolongan pertama pada kecelakaan)

6. Tanda hubung dipakai untuk merangkai unsur bahasa Indonesia dengan unsur bahasa daerah atau bahasa asing.
Misalnya:
•> di-sowan-i (bahasa Jawa, ‘didatangi’)
•> ber-pariban (bahasa Batak, ‘bersaudara sepupu’)
•> di-back up
•> me-recall
•> pen-tackle-an

7. Tanda hubung digunakan untuk menandai bentuk terikat yang menjadi objek bahasan.
Misalnya:
•> Kata pasca- berasal dari bahasa Sanskerta.
•> Akhiran -isasi pada kata betonisasi sebaiknya diubah menjadi pembetonan.

F. Tanda Pisah (—)

1. Tanda pisah dapat dipakai untuk membatasi penyisipan kata atau kalimat yang memberi penjelasan di luar bangun kalimat.
Misalnya:
•> Kemerdekaan bangsa itu—saya yakin akan tercapai—diperjuangkan oleh bangsa itu sendiri.
•> Keberhasilan itu—kita sependapat—dapat dicapai jika kita mau berusaha keras.

2. Tanda pisah dapat dipakai juga untuk menegaskan adanya keterangan aposisi atau keterangan yang lain.
Misalnya:
•> Soekarno-Hatta—Proklamator Kemerdekaan RI—diabadikan menjadi nama bandar udara internasional.
•> Rangkaian temuan ini—evolusi, teori kenisbian, dan pembelahan atom—telah mengubah konsepsi kita tentang alam semesta.
•> Gerakan Pengutamaan Bahasa Indonesia—amanat Sumpah Pemuda—harus terus digelorakan.

3. Tanda pisah dipakai di antara dua bilangan, tanggal, atau tempat yang berarti ‘sampai dengan’ atau ‘sampai ke’.
Misalnya:
•> Tahun 2010—2013
•> Tanggal 5—10 April 2013
•> Jakarta—Bandung

G. Tanda Petik (“…”)

1. Tanda petik dipakai untuk mengapit petikan langsung yang berasal dari pembicaraan, naskah, atau bahan tertulis lain.
Misalnya:
•> “Merdeka atau mati!” seru Bung Tomo dalam pidatonya.
•> “Kerjakan tugas ini sekarang!” perintah atasannya. “Besok akan dibahas dalam rapat.”
•> Menurut Pasal 31 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, “Setiap warga negara berhak memperoleh pendidikan.”

2. Tanda petik dipakai untuk mengapit judul sajak, lagu, film, sinetron, artikel, naskah, atau bab buku yang dipakai dalam kalimat.
Misalnya:
•> Sajak “Pahlawanku” terdapat pada halaman 125 buku itu.
•> Marilah kita menyanyikan lagu “Maju Tak Gentar!"
•> Film “Ainun dan Habibie” merupakan kisah nyata yang diangkat dari sebuah novel.
3. Tanda petik dipakai untuk mengapit istilah ilmiah yang kurang dikenal atau kata yang mempunyai arti khusus.
Misalnya:
•> “Tetikus” komputer ini sudah tidak berfungsi.
•> Dilarang memberikan “amplop” kepada petugas!

H. Tanda Petik Tunggal (‘…’)

1. Tanda petik tunggal dipakai untuk mengapit petikan yang terdapat dalam petikan lain.
Misalnya:
•> Tanya dia, “Kaudengar bunyi ‘kring-kring’ tadi?”
•> “Kudengar teriak anakku, ‘Ibu, Bapak pulang!’, dan rasa letihku lenyap seketika,” ujar Pak Hamdan.
•> “Kita bangga karena lagu ‘Indonesia Raya’ berkumandang di arena olimpiade itu,” kata Ketua KONI.

2. Tanda petik tunggal dipakai untuk mengapit makna, terjemahan, atau penjelasan kata atau ungkapan.
Misalnya:
•> tergugat ‘yang digugat’
•> retina ‘dinding mata sebelah dalam’
•> noken ‘tas khas Papua’
•> tadulako ‘panglima’
•>marsiadap ari ‘saling bantu’
•> tuah sakato ‘sepakat demi manfaat bersama’


I. Perbedaan Singkatan dan Akronim

1. SINGKATAN

1. Singkatan nama orang, gelar, sapaan, jabatan, atau pangkat diikuti dengan tanda titik pada setiap unsur singkatan itu.
Misalnya:
•> A.H. (Nasution Abdul) Haris Nasution
•> H. Hamid (Haji) Hamid Suman
•> W.R. Supratman (Wage Rudolf) Supratman
•> S.E. sarjana ekonomi
•> S.Sos. sarjana sosial
•> S.Kom. sarjana komunikasi
•> S.K.M. sarjana kesehatan masyarakat
•> Sdr. saudara
•> Kol. Darmawati Kolonel Darmawati

2. (a.) Singkatan yang terdiri atas huruf awal setiap kata nama lembaga pemerintah dan ketatanegaraan, lembaga pendidikan, badan atau organisasi, serta nama dokumen resmi ditulis dengan huruf kapital tanpa tanda titik.
Misalnya:
•> NKRI Negara Kesatuan Republik Indonesia
•> UI Universitas Indonesia
•> PBB Perserikatan Bangsa-Bangsa
•> PGRI Persatuan Guru Republik Indonesia

     (b.) Singkatan yang terdiri atas huruf awal setiap kata yang bukan nama diri ditulis dengan huruf kapital tanpa tanda titik.
Misalnya:
•> PT perseroan terbatas
•> MAN madrasah aliah negeri
•> SD sekolah dasar
•> KTP kartu tanda penduduk
•> SIM surat izin mengemudi

3. Singkatan yang terdiri atas tiga huruf atau lebih diikuti dengan tanda titik.
Misalnya:
•> hlm. halaman
•> dll. dan lain-lain
•> dsb. dan sebagainya
•> dst. dan seterusnya
•> yth. yang terhormat
•> ttd. tertanda
•> dkk. dan kawan-kawan

4. Singkatan yang terdiri atas dua huruf yang lazim dipakai dalam surat-menyurat masing-masing diikuti oleh tanda titik.
Misalnya:
•> a.n. atas nama
•> d.a. dengan alamat
•> u.b. untuk beliau
•> u.p. untuk perhatian
•> s.d. sampai dengan

5. Lambang kimia, singkatan satuan ukuran, takaran, timbangan, dan mata uang tidak diikuti tanda titik.
Misalnya:
•> cm sentimeter
•> kVA kilovolt-ampere
•> l liter
•> kg kilogram
•> Rp rupiah

2 . AKRONIM

1. Akronim nama diri yang terdiri atas huruf awal setiap kata ditulis dengan huruf kapital tanpa tanda titik.
Misalnya:
•> BIG - Badan Informasi Geospasial
•> BIN - Badan Intelijen Negara
•> LIPI - Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia
•> LAN - Lembaga Administrasi Negara
•> PASI - Persatuan Atletik Seluruh Indonesia

2. Akronim nama diri yang berupa gabungan suku kata atau gabungan huruf dan suku kata dari deret kata ditulis dengan huruf awal kapital.
Misalnya:
•> Bulog - Badan Urusan Logistik
•> Bappenas - Badan Perencanaan Pembangunan Nasional
•> Kowani - Kongres Wanita Indonesia
•> Kalteng - Kalimantan Tengah
•> Jatim - Jawa Timur

3. Akronim bukan nama diri yang berupa gabungan huruf awal dan suku kata atau gabungan suku kata ditulis dengan huruf kecil.
Misalnya:
•> iptek - ilmu pengetahuan dan teknologi
•> pemilu - pemilihan umum
•> puskesmas - pusat kesehatan masyarakat
•> rapim - rapat pimpinan
•> rudal - peluru kendali


Sumber : PUEBI-2

Semoga bermanfaat  😁😆

Mengulang Elipsis bagi Pemula

Hallo, pasti sudah tidak asing lagi dengan elipsis . Setelah kemarin aku post tentang elipsis, asportof dan separator , kini aku bakal m...