Kamis, 07 Desember 2017

Genre Komedi : Mengenal macam-macam dan subgenre komedi

Hallo, semua. Aku balik lagi bawa sebuah materi yang aku dapat dari salah satu grup kepenulisan. So, aku bakalan sharing materi mengenai genre komedi.

Well, bagi aku susah-susah gampang, sih, buat bikin. Susahnya itu nyuptain feel dan suasananya biar bikin pembaca ikut ngalir juga. Hehe ...
Tapi nggak usah khawatir, kalau emang kalian punya passion bikin cerita genre komedi, aku yakin pasti hasilnya keren. Yuk, langsung aja intip materinya di bawah ini :


A. Pengertian
Komedi, jenis ini sesuai namanya akan mengandung banyak unsur komedi. Karena tujuannya memang untuk membuat pembaca tertawa.


B. Pengertian Sub genre dan macam-macam sub genre yang ada didalan Genre Komedi


•SubGenre adalah salah satu dari beberapa kategori dalam genre tertentu.


>Macam macam subgenre dalam genre komedi



•Komedi Fantasi
Dalam subgenre ini,cerita dibuat 'lucu' dengan menggunakan unsur magic dan supernatural(suatu kejadian yang tidak bisa dijelaskan dengan hukum alam atau berada di atas dan diluar alam)



•Roman Komedi
Dalam subgenre ini,cerita komedi di sajikan dengan bumbu bumbu romansa(romantis).



•Horror Komedi
Dalam cerita komedi yang ber-sub genre ini,cerita di buat 'lucu'
dengan hal hal yang berbau mistis dan supernatural(suatu kejadian yang tidak bisa dijelaskan dengan hukum alam atau berada di atas dan diluar alam.)Contohnya Hantu.



• Comedy science Fiction
Dalam subgenre ini,cerita  dibuat 'lucu' dengan menggunakan fakta-fakta ilmiah/ilmu pengetahuan.



•Fiksi remaja Komedi
Dalam subgenre ini,cerita komedi di bumbui dengan cerita 'fiksi remaja' (hal hal yang umum terjadi di kalangan remaja,seperti kisah percintaan,persahabatan,dsb)



•Adventure Comedy
Dalam subgenre ini,cerita komedi di bumbui/dilatarkan dengan kisah petualangan.




C.Jenis-jenis genre komedi
•Genre Komedi itu terbagi menjadi beberapa jenis.Yaitu;


1. Slapstick/Physical Comedy

Slapstick adalah jenis komedi fisik yang mudah dicerna dan bermain dalam lingkup yang luas yang mencakup tiga hal utama yaitu derita, celaka dan aniaya.
Contohnya:
Seorang Komedian yang terjatuh dari kursi,seseorang yang memasukkan benda asing ke dalam mulut orang lain,melempar kue pke wajahseseorang dsb untuk membuat situasi menjadi lucu.



2. Komedi Alternatif/Alternative Comedy

Komedi alternatif itu adalah sebuah istilah yang diciptakan di tahun 1980-an. Artinya adalah sebuah penyampaian komedi /humor yang menyimpang dari penyampaian komedi atau humor yang ada pada era tertentu.



3. Komedi Observasi/Observational Comedy

Komedi Observasi adalah jenis humor atau komedi yang didasari dari observasi kehidupan sehari-hari. Aspek yang digunakan biasanya mencakup kejadian aktual dari dunia politik, hiburan,olahraga dan lain-lain.
Istilahnya,
 "It’s funny because it’s true."



4.Dark Humor

Dark humor adalah jenis humor atau komedi yang didasari dari observasi sisi gelap/jelek dari kehidupan sehari-hari. Aspek yang digunakan biasanya mencakup kejadian aktual dari dunia politik, hiburan,rasisme, agama, terorisme, peperangan,hal-hal berbau dewasa dan tema tabu yang berdekatan.



5. Komedi Karakter/Character Comedy

Komedi karakter adalah jenis humor atau komedi yang didasari dari kepintaran seorang dalam menciptakan sebuah karakter bertingkah polah lucu atau juga menirukan karakter lucu seseorang.
Ciri utama dari komedi karakter adalah keunikan ekspresi seorang dalam menampilkan emosi, tingkah laku atau mimik muka yang menggelikan.



6.Komedi Cringe/Cringr Comedy

Komedi cringe adalah jenis humor atau komedi yang mengandalkan kejadian canggung dan memalukan baik mengambil contoh dari kejadian yang pernah ada atau dari kejadian yang akan timbul dari situasi yang berkembang.



7.Komedi Hina/Insult Comedy

Sesuai namanya Komedi hina adalah jenis humor atau komedi yang memfokuskan sujeknya dengan menghina atau merendahkan individu atau kelompok.



 8.Komedi Properti/Prop Comedy

Sesuai namanya Komedi properti adalah jenis humor atau komedi yang banyak mengandalkan properti dalam menampilkan kelucuan dari penampilan seorang


9.Komedi Tidak Nyata/Surreal Comedy

Komedi yang fondasinya terbuat dari sesuatu yang tidak nyata, tidak masuk akal, absurd, aneh dan diluar akal sehat.




D.Tips dalam menulis humor.

1. Berani
Aturan pertama bagi siapa saja yang ingin menulis humor adalah berani. Tidak seperti yang kebanyakan orang pikirkan, para penulis humor sebenarnya adalah orang-orang yang sangat berani. Anda perlu bermuka tebal, bersaraf besi, dan memiliki keberanian yang terus bertambah hari demi hari. Anda tidak dapat melucu jika Anda takut menertawakan sesuatu hal, suatu masalah, seseorang, dan sebagainya. Anda tidak dapat melucu, jika Anda takut mempermalukan diri Anda atau mengejek sosok yang terkenal. Secara lisan semua orang dapat melucu, tetapi diperlukan keberanian untuk melucu dalam tulisan, dan membiarkan publik dan mungkin seluruh dunia membacanya. Jadi, para humoris memerlukan keberanian besar untuk menulis dan menerbitkan sesuatu yang lucu tentang sebuah isu, orang, atau konsep.



2. Berpikir di Luar Batas
Orang yang lucu tidak memiliki batasan tentang apa yang dapat ia pikirkan atau tuliskan. Anda perlu mampu memikirkan hal yang kasar, lucu, gila, tidak masuk akal, dan bahkan yang remeh. Para konsultan manajemen modern menyebutnya “berpikir di luar kotak”, tetapi saya menyebutnya kreativitas dan humor yang telah lama ada selama berabad-abad.



3. Aura Misteri
Hal penting dari menulis humor adalah Anda perlu membuat pembaca Anda berpikir bahwa tulisan Anda itu lucu. Akan tetapi, sebagai orang yang menulis humor, Anda tidak perlu membanyol, menjadi badut, ataupun bertingkah aneh. Anda perlu menjadi seorang yang dianggap orang lain mustahil untuk menuliskan sesuatu yang lucu. Anda dapat menjadi tipe orang serius yang memunyai kemampuan untuk menulis humor yang luar biasa. Hal ini menambahkan bumbu dan aura misteri dalam kepribadian Anda.



4. Mengolok Diri Sendiri
Sebagian besar orang berpikir bahwa humor hanyalah sekadar mengatakan dan menuliskan lelucon tentang orang lain. Itu tidak sepenuhnya benar. Humoris terkenal biasanya mengolok-olok diri mereka sendiri dan bukan orang lain. Humor terbaik selalu diarahkan pada diri sendiri. Arahkan humor kepada diri Anda sendiri, sehingga Anda tidak akan menganggu siapa pun. Orang akan tertawa jika Anda mengolok diri Anda, tetapi mereka mungkin marah jika Anda mengolok-olok mereka.



5. Jangan Lakukan Hal Ini
Kecuali artikel Anda ditujukan untuk majalah MAD [majalah humor satir di AS] atau media yang berisi humor atau satir murni tanpa ada batasan, ada hal-hal yang tidak dapat Anda lakukan yang perlu Anda ketahui saat menulis humor. Jangan gunakan bahasa yang buruk. Jangan mengolok-olok agama, kasta, ras, kelainan fisik, gender, atau bahasa siapa pun juga. Humor tentang hal-hal seperti ini dapat menyulut huru-hara di jalanan atau bahkan peperangan. Jangan memakai nama orang, teman, saudara, rekan kerja Anda yang sebenarnya. Anda tidak akan pernah tahu apakah mereka akan tersinggung atau tidak. Tetapi tidak akan ada orang yang tersinggung jika Anda berfokus pada diri Anda sendiri.



6. Kejutkan Pembaca Anda
Saat menulis humor, kejutkan pembaca Anda. Maksudnya, jangan ceritakan kelucuan Anda di awal tulisan. Jangan berikan petunjuk kepada pembaca Anda bahwa mereka akan membaca sesuatu yang lucu. Biarlah pembaca menemukan humor itu sendiri. Gunakan kata-kata singkat, sederhana, dan langsung yang dapat dimengerti semua orang.



7. Jangan Selalu Melucu
Ada waktunya untuk melucu dan ada waktunya untuk tidak melucu. Pemahaman ini perlu Anda amati dan pelajari. Humor yang sangat lucu di suatu tempat barangkali tidak dimengerti di tempat lain. Humor yang lucu di stadion sepak bola yang gaduh, barangkali terdengar tidak sopan di tempat yang religius. Dalam beberapa situasi atau kondisi tertentu, Anda tidak boleh terpancing untuk melakukan hal yang aneh-aneh, entah betapa tidak tertahankannya hasrat Anda untuk melucu.



8. Poleslah Tulisan Anda
Sebuah karya tulis tidak dapat selesai dan lucu seutuhnya dalam satu kali penulisan. Seperti berlian, tulisan Anda perlu diasah, ditajamkan dan dipoles sesering mungkin. Anda perlu mengulasnya dengan menggunakan kalimat yang lebih baik dan kata-kata yang lebih cermat, menyusun ulang kalimat-kalimatnya, mengubahnya dengan pandangan yang benar-benar berbeda, atau menghapus sesuatu yang tampaknya tidak pas, dan sebagainya. Setelah Anda menyelesaikan sebuah karya humor, periksalah lagi karya Anda beberapa jam atau beberapa hari kemudian. Anda akan menemukan cara-cara baru dan lebih baik untuk menulis artikel yang sama, yang tampaknya sangat jauh lebih baik dibandingkan artikel sebelumnya.



9. Pakai Perspektif Berbeda
Brpikirlah dengan sembarangan, berpikirlah gila-gilaan, namun pada saat yang sama gunakan akal sehat supaya tidak ada siapa pun, termasuk Anda, yang terkena masalah. Terkadang saat Anda sangat antusias, kata dan kalimat-kalimat dapat mengalir seperti sungai yang deras, mungkin Anda dapat menuliskan sesuatu yang sangat buruk, yang pada saat itu Anda pikir lucu atau tidak berbahaya, tapi lelucon itu bisa menimbulkan masalah saat ditinjau dengan cermat. Jadi, cobalah untuk sering berhenti sejenak dan melihat lelucon itu dari sudut pandang yang berbeda dan dari perspektif pembaca. Mungkin juga Anda perlu memotong tulisan Anda dan melanjutkannya.



10. Pakailah Waktu Anda
Nasihat yang terakhir adalah menulis humor itu membutuhkan waktu. Anda membutuhkan waktu seumur hidup supaya mahir membuat humor. Humor bukanlah hal yang dapat Anda pelajari dalam satu atau dua hari. Jangan berpikir Anda dapat membaca buku humor dan mulai menuliskan hal-hal yang lucu satu jam kemudian. Anda perlu mengajar diri Anda sendiri cara melucu. Pada umumnya, proses ini membutuhkan coba-coba dan belajar dari kesalahan. Anda perlu mengamati kejadian kocak atau kesalahan yang diperbuat orang lain, lalu tertawa dan menerapkannya kepada diri Anda sendiri dan sebagainya. Tidak ada orang yang dapat mengajarkan kepada Anda bagaimana cara menulis sesuatu yang lucu, tapi kemungkinan-kemungkinan yang dapat ditulis menjadi sebuah humor tidak ada batasannya.


Semoga bermanfaat, ya...
Cr : Materi Genre Aksara

Selasa, 21 November 2017

Mengeksekusi ending dalam cerita (prosa fiksi)



Ending ternyata adalah bagian terpenting. Umumnya orang akan cari tahu endingnya dulu.
Baru mikir buat baca keseluruhan. Ending yang buru-buru, gagap, terlalu menukik,
akan bikin cerita seolah dibikin prematur (kecepetan diakhiri).



💨Ini beberapa cara membuat ending💨

1. Buat ending dimana alur cerita dan benang karakter disimpulkan dengan benar.
Tidak ada dugaan dan tidak ada pertanyaan . Nasib semua karakter diketahui dengan jelas.

Contoh yang paling mudah adalah misteri. Meskipun misteri ditutupi ketegangan, tapi reader tahu klimaks cerita atau tokoh-tokoh itu nasibnya gimana. Biasanya ada 1 tokoh si pengungkap. Ending yg bisa dilihat

Mungkin ada yg pernah baca
Stephen donaldson.


2. Ending tanpa penyelesaian
Lawan poin 1
Plot dibiarkan ngambang. Gak selesai. Nasib karakter gak diketahui walau telah dijabarkan. gantung. Ini.membiarkan reader berspekulasi. Umumnya ending model begini
Dibuat untuk ada sekuelnya.

Contohnya sih
Novel si harry potter. Hampir endingnya menggantung. Wajar
Karena ada sekuelnya.


3. Ending yang tersirat
Ini ending yang paling ingin dikerjakan oleh saya dan penulis umumnya.  Karena bisa bikin pembaca frustasi. Beda dengan menggantung

Ending ini sebenarnya sudah menyisipkan logika dan pesan. Kayak kamu sudah tau siapa dan apa atau bagaimana. Tapi
Mendadak ending tanpa dikasih tau bener gak sih pikiranmu


Pertanyaan reader kurang lebih gini,

"Eh, kayaknya dia deh."

Tapi ... gak ada jawaban

"Eh, dia kan minum racun.
Kayaknya mati, deh."


Tapi gak diberitahukan mati atau tidak

"Kalau liat dari bukti-buktinya
Pasti dia."


Lagi lagi gak diberi jawaban

Hanya ada logika atau premis. Tapi tidak jawaban.


4. Twist ending
Disini, intinya penulis membuat ending tak terduga. Dari semua logika
Tahunya endingnya beda.
Buku fight club, contohnya.


5. Ending yang mengikat kembali Atau tie back
Disini, penulis membuat ending dimana mulai dan akhirnya ditulis dengan cara yang sama.
Akhir cerita justru sudah diungkap di awal
Kemudian berlanjut rincian sampai di akhir

Buat penulis pemula ini bisa dipakai.

Jadi ending sudah diceritakan dahulu. Walau ketegangannya minim, tapi asal ngolahnya pas
Maka cerita akan menarik


6. Bola kristal
Ending begini penulis akan menceritakan si karakter maju ke depan (beberapa hari sebelum atau beberapa tahun sebelum). Cara umum menulis ending bola kristal adalah penggunaan epilog.

Harry potter edisi the deathly hallow. Dmana epilog di set 19 tahun setelah inti cerita


🔘Kalau di indo
Cuma mengenal 3 role ending,
-Happy Ending
- Sad ending
- Cliffhanger ending
Cliffhanger ending
Disini penulis sengaja menggantung ending
Pembaca dibiarkan menafsirkan kelanjutannya


Sekian dan terima kasih. Semoga bermanfaat, ya. Jika ada pertanyaan bisa tinggalkan di kolom komentar atau chat langsung via line di @bongkotgedang 😊

Materi dari kak See Tea, 17 Oktober 2017.

Senin, 06 November 2017

KERAGUAN

-KERAGUAN-


Setelah waktu yang terlewati, bersama ribuan bimbang yang masih menanti. Rasa itu masih sama. Tak berubah sepersekian pun dari gelisahnya. Hati tak mau membuka, membiarkan cinta itu terombang-ambing pada denyut usaha.

Masih tentang ketidakmauan atas apa yang telah ada. Ego bisa saja tersebut sebagai pelaku utama dibalik kebimbangan. Hanya saja bukan itu. Hati yang tak berpintu, mungkin ia tokoh utama dari sebuah drama. Mengungkap alasan, katanya kunci untuk membuka telah hilang dari pandangan mata.

Namun tak bisa terpungkiri, benih-benih kasih masih mendominasi segenap ruang yang telah pilu oleh empedu. Mengharap masih ada jalan dari sekian alur yang berjalan walau harus menikung sekalipun. Tapi, satu sisi masih tak bisa menerima atas lakon yang bergulir tanpa permisi. Langit pun datang membawa kedukaannya kala mulut meronta, mematahkan janji akan komitmen yang telah ada.

Semua hanya berujung pada dinding keraguan. Seperti memilih lorong jalan yang tak pernah pasti ujungnya, bagai labirin di tengah keramaian, namun tampak sepi dalam pandangan yang terselimuti ketidakpastian.
Kata yang pernah terlontar pun tak lagi nyata. Seperti air yang menguap menjadi asap dan hilang. Menyisakan tanah yang kering tanpa sebuah kelembaban. Dengan mata yang menengadah menanti rintik hujan dikala malam.

Hingga afeksinya perlahan berhambur, lepas meninggalkanku yang tak bisa berbaur. Pun menenggelamkan dalam balutan kisah tak berujung yang sukar digabung. Di titik ini, semuanya berkumpul pada detak penuh ilusi. Sendiri, tanpa minat untuk berbagi.


 05 November '17
P ink A dan Nimo

#collabs
#poetry
#mariberkarya

Senin, 18 September 2017

Mengetahui Lebih Dekat Tentang Partikel -pun

Partikel Pun

Penulisan Partikel "Pun" Disambung atau Dipisah Sesuai Tata Bahasa Indonesia

Pun memiliki arti:
1. Juga atau demikian juga :
•> Jika Anda Pergi, saya pun hendak pergi
2. Meski, biar, kendati :
•> Mahal pun dibelinya juga
3. Saja :
•> Berdiri pun tidak dapat, apalagi berjalan
4. (… pun …lah) untuk menyatakan aspek bahwa perbuatan mulai terjadi :
•> Hari pun malamlah
5. Untuk menguatkan dan menyatakan pokok kalimat :
•> Maka baginda pun bertanya

Cara penulisan pun ada dua: disatukan/dirangkai dan dipisah dengan kata yang mendahuluinya. Partikel pun yang merupakan unsur kata penghubung ditulis serangkai :
- adapun
- andaipun
- akanpun
- ataupun
- bagaimanapun
- biarpun
- nianpun
- kalaupun
- kendatipun
- maupun
- meskipun
- namunpun
- sekalipun
- sungguhpun
- walaupun

 Partikel pun ditulis terpisah dari kata yang mendahuluinya, jika :
a. Mempunyai arti juga (nomor 1):
•> Jika Anda tidak hadir, saya pun (juga) tidak hadir.
•> Jika kita rajin bekerja, penghasilan pun (juga) bertambah.

b. Berfungsi sebagai partikel untuk menyangatkan atau mengeraskan arti (nomor 5):
•> Sedikit pun saya tidak menyangka Anda menolak tawarannya.
•> Sepeser pun saya tidak pernah menerima uang dari dia.

c. Dipisahkan dari kata yang mendahuluinya apabila maknanya sama dengan walaupun sekali, meskipun sekali (nomor 3).
•> Sekali pun (walaupun sekali, meskipun sekali) saya belum pernah ke Jakarta.
•> Sekali pun (walaupun sekali, meskipun sekali) ia tidak pernah datang ke sini.
Contoh pada kalimat:
(a) Tidak sekali pun dia melakukan kesalahan.
(b) Sekalipun melakukan kesalahan, dia tak pernah mendapat hukuman.

Sumber : http://www.bukubaik.com/2013/08/penulisan-partikel-pun-disambung-atau.htmla

Semoga bermanfaat,

Jumat, 15 September 2017

tentang kisah yang tak mampu terurai

-TAKDIR-


takdir seperti apa yang Tuhan kini ingin berikan? ketika aku tak lg memikirkan tentang persoalan cinta yang menghanyutkan. pun saat hati rasanya enggan untuk menerima pada getar pertama. langkah ini tetap maju dalam bayang kisah semu yang dulu sempat terbangun dalam memori. tapi kini ... kututup semuanya walau belum menemukan titik temu untuk berlabuh.


lalu, rindu datang menghantui pada jiwa berbalut sepi. menimbulkan paradigma yang kian menusuk entah sudah berapa kali. keputusanku sudah mengurungku dalam ketidakpedulian 'kan dirinya yang minta dipandang. hingga sebuah kebetulan perlahan muncul mengoyak pendirian.


langit kemudian berduka—tak menyangka tentang jalan yang kutempuh untuk menghindar dari lubang kebimbangan. kasih sayang, kepercayaan, belas kasih, pun pengorbanan tak lagi kugenggam. rasa itu telah hempas bersama derai kenangan masa lalu yang kubiarkan berlalu. dan pada suatu ketika senja menampakkan wujudnya, aku berdiam bak patung yang menuli.


tapi kamu sayangnya tak jua merasakannya. tentang jarak yang kian mengikis tanpa peduli aku mengeluh.



Jepara, 26-08-'17
bersama @ dalam kenangan masa lalu.

Kamis, 13 Juli 2017

Perindu Waktu

Perindu Waktu
—Perihal Cerita Klasik yang Terlupakan—


Masih teringat dalam memori 'kan kisah klasik yang dulu singgah. Tentang kita yang masih saling mengenal satu sama lain. Bersama melewati hari walau jarak membentang.

Aku selalu bertanya, "Masih bisakah kita mengulang waktu? Paling tidak kita mengulang cerita yang dulu ada."
Sebelum waktu dan keadaan merubah segalanya. Tentang kita, pun cerita di dalamnya.

Tapi kamu sepertinya enggan peduli. Meninggalkanku terkungkung dalam masa lalu yang masih lekat di ingatan. Terpatri oleh rasa yang sulit didefinisikan. Hingga mengembang memenuhi hati yang kosong.

Dan kini, aku merindu cerita itu. Sebuah kisah yang pernah mewakili perasaan tentang kebersamaan. Mengukir indahnya saling berbagi, ketika hati sedang sendiri.


-----
Saya dedikasikan tulisan ini untuk dia yang kini tak sama lagi. Teman semasa kecil yang paling dekat dengan saya. Seseorang yang sampai saat ini masih menjungkir-balikkan perasaan saya.


Jepara, 13 Juli 2017
Dwi Rachmawati
20:36 wib

Sabtu, 08 Juli 2017

Jurnalistik dan Sastra

🐸 Pengertian Jurnalistik

➡Secara Umum, Pengertian Jurnalistik adalah proses, teknik dan ilmu pengumpulan, penulisan, penyuntingan dan publikasi berita.

➡Jurnalistik atau Kewartawanan berasal dari kata Journal yang berarti catatan harian atau catatan mengenai kejadian sehari-hari, atau diartikan dengan surat kabar.

➡Secara Etiomologis , jurnalistik adalah laporan tentang peristiwa sehari-hari yang saat ini kita kenal dengan istilah "berita" (news). Sedangkan secara singkat/sederhana adalah kegiatan yang berhubungan dengan pencatatan atau pelaporan setiap hari.

🐣Jurnalistik memiliki beberapa peran fungsi sebagai berikut:

➡Fungsi informasi
Menghadirkan informasi atau memberitakan suatu informasi kepada masyarakat yang berkaitan dengan suatu peristiwa atau hal yang penting lainnya.

➡Fungsi pendidikan
Jurnalistik mempunyai tanggung jawab untuk membimbing masyarakat dengan menghadirkan berbagai pengetahuan yang sangat berguna bagi pengembangan nilai-nilai kehidupan

➡Fungsi hiburan
Memberikan hiburan dalam kaitannya mengendurkan atau melemaskan ketegangan pikiran karena kesibukan dalam kegiatan sehari-hari.

➡Fungsi kontrol sosial
Jurnalistik bukan hanya sebatas menyodorkan atau memberikan informasi yang berkaitan dengan suatu peristiwa, akan tetapi juga menyampaikan suatu gagasan yang berkenaan dengan keperluan atau faedah masyarakat luas.

Q : yang kontrol sosial itu kayak gimana kak?
A :Maksudnya, jurnalistik itu juga bisa membahas mengenai fungsi2 sosial yang beperan bagi masyarakat.
Q : Memberikan berita yang bermanfaat untuk masyarakat. Misalnya memberikan informasi soal kenaikan bbm dll
A : Nah, itu termasuk fungsi kontrol sosial kak
Q : Gagasan yang  berkenaan dengan keperluan masyarakat. Intinya apa saja, yang mendatangkan keuntungan atau informasi ke masyarakat, ya? Gimana dengan berita hoaks yang sering berkembang di dalam masyarakat? Itu ada ketimpangan fungsi gak?
A : Iya, bertujuan memberikan informasi. Nah, kalo berita hoax termasuk ketimpangan? Di sini deperlukannya kita untuk bisa memilah. Tentu tidak semua berita itu benar bukan? Kalau ketimpangan, jurnalistik itu seharusnya memanv sesuai fakta kak

Informasi : memberikan update kejadian penting (dlm segala aspek) yang terjadi pada masyarakat.

Pendidikan : memberikan pengetahuan baru utk masyrakat

Hiburan : entertaiment. Menghibur masyarakat dengan artikel yg berkaitan dengan musik, buku, dll (hobi)

Kontrol sosial : ada opini yang dikemukakan dalam peristiwa yang berkaitan dengan isu tertentu

↪Secara umum, sastra adalah suatu karya yang indah baik itu tulisan dan lisan. Berdasarkan dari asal usul, definisi sastra diistilahkan sebagai kesustraan yang berasal dari bahasa sansekerta, yaitu sastra. su yang berarti bagus atau indah, sedangkan dari sastra yang berarti buku, tulisan atau huruf. Secara etimologi, dari arti kedua kata tersebut dapat disimpulkan bahwa arti susastra atau sastra  adalah tulisan yang indah.


↪Menurut Ensiklopedia bebas, Sastra (Sanskerta: शास्त्र, shastra) merupakan kata serapan dari bahasa Sanskerta śāstra, yang berarti "teks yang mengandung instruksi" atau "pedoman", dari kata dasar śās-yang berarti "instruksi" atau "ajaran". Dalam bahasa Indonesia kata ini biasa digunakan untuk merujuk kepada "kesusastraan" atau sebuah jenis tulisan yang memiliki arti atau keindahan tertentu.  


↪Menurut KBBI arti sastra adalah, bahasa (kata-kata, gaya bahasa) yang dipakai dalam kitab-kitab (bukan bahasa sehari-hari); karya tulis, yang jika dibandingkan dengan tulisan lain, memiliki berbagai ciri keunggulan seperti keaslian, keartistikan, keindahan dalam isi dan ungkapannya.


↪Sastra merupakan perwujudan pikiran dalam bentuk tulisan. Tulisan menggambarkan media pemikiran yang tercurah melalui bahasa, bahasa yang bisa direpresentasikan dalam bentuk tulisan, media lain bisa saja berbentuk gambar, melody musik, lukisan ataupun karya lingkungan binaan/arsitektur.

↪Sastra merupakan istilah yang mempunyai arti luas, meliputi sejumlah kegiatan yang berbeda-beda. Kita dapat berbicara secara umum, misalnya berdasarkan aktivitas manusia yang tanpa mempertimbangkan budaya suku maupun bangsa. Sastra dipandang sebagai suatu yang dihasilkan dan dinikmati. Orang-orang tertentu di masyarakat dapat menghasilkan sastra. Sedang orang lain dalam jumlah yang besar menikmati sastra itu dengan cara mendengar atau membacanya.


Intinya, sastra itu lebih ke keindahan bahasa. Dia unik. Lumayan banyak diksi dan majas digunakan dalam sastra. Bahasanya juga tidak terbilang ringan.


📌Istilah sastra terus mengalami perkembangan. Kesusastraan tidak hanya berupa dengan tulisan, tetapi kesusastraan ada yang berbentuk lisan. Karya semacam itu dinamakan dengan sastra lisan. Oleh karena itu, sekarang yang dinamakan dengan kesusastraan meliputi karya sastra lisan dan tertulis dengan ciri khasnya terdapat pada keindahan bahasanya.

📌Ciri-Ciri Karya Sastra - Sastra memiliki karakteristik yang dapat digolongkan atau dinamakan karya sastra. Ciri-ciri karya satra adalah sebagai berikut...

📝Isinya menggambarkan manusia dengan berbagai persoalannya
📝Bahasanya yang indah atau tertata baik
📝Gaya penyajiannya menarik yang berkesan di hati pembacanya.

📌 Fungsi Karya Sastra - Dalam menciptakan sebuah karya sastra memiliki fungsi yang bertujuan bagi para pembaca dan pendengar. Fungsi karya sastra adalah sebagai berikut…

📝Fungsi rekreatif adalah memberikan kesangan atau hiburan bagi pembacanya
📝Fungsi didaktfi adalah memberikan wawasan pengetahuan mengenai seluk-beluk kehidupan manusia bagi pembacanya
📝Fungsi estetis adalah sastra mampu memberikan keindahan pembacanya
📝Fungsi moralitas adalah memberikan pengetahuan bagi pembacanya mengenai moral yang baik dan buruk.
📝Fungsi religius adalah sastra menghadirkan karya yang didalamnya mengandung ajaran agama yang diteladani oleh pembacanya.


✏Pengertian sastra secara umum.
✏Istilah sastra terus mengalami perkembangan.
✏ Ciri-ciri karya sastra.
✏Fungsi
(Sumber : www.artikelsiana.com )


✏Pengertian sastra menurut KBBI
✏Perwujudan Sastra
✏Pengertian menurut istilah
( Sumber : http://yosiabdiantindaon.blogspot.co.id/2012/04/pengertian-sastra.html )


✏Pengertian sastra menurut bahasa sanskerta
(Sumber : https://asemmanis.wordpress.com/2009/10/03/pengertian-sastra-secara-umum-dan-menurut-para-ahli/ )


✏Pengertian Sastra menurut ensiklopedia bebas
( Sumber : https://id.m.wikipedia.org/wiki/Bahasa_Indonesia )

🐷 Perbedaan sastra dan jurnalistik?

Apa sih bedanya sastra sama jurnalistik? Perasaan sama aja deh, kan sama-sama tulisan. Ternyata, setelah ditinjau lebih lanjut dua jenis tulisan tersebut memiliki perbedaan.

↪Sastra memerlukan imajinasi sebagai pusat pemikiran, bagaimana kita melihat sekitar dengan pandangan yang orang lain tak terpikirkan, terlebih sastra yang baik memerlukan penyiratan seperti “ Siulan ombak melaju dengan erat” Disini kita bisa melihat bahwasanya tidak ada ombak yang sedang bersiul, tetapi dalam sebuah penyiratan sastra tersebut ombak sedang bersiul yaitu suara derasnya ombak.

Jadi, bisa kita simpulkan tulisan sastra adalah sastra yang penulisnya dapat bermain dengan apa yang ia lihat, rasakan dan dengarkan. Penulis juga dapat menyembunyikan atau menyelibkan apa yang sedang ia rasakan tanpa pembaca mengetahui dengan jelas keadaan penulis saat itu. Jenis-jenis sastra seperti karya tulis puisi, cerita pendek, cerita bersambung, pantun dan banyak lainnya. Sastra dalam sifatnya tidak terikat seperti tidak adanya konsep 5W + 1H, karena sastra menggambarkan, bukan menceritakan.

↪Berbeda halnya dengan jurnalistik yang mementingkan konsep 5W + 1H. Jurnalistik memaparkan fakta, informasi, berita yang akan disebarkan di media massa. Jurnalistik tidak belibatkan khayalan, emosi sang penulis di dalamnya, sebisa mungkin mudah dimengerti oleh khalayak. Kejelasan dalam penulisan juga dibutuhkan agar tak ada penuntutan karena ketidak jelasannya. Jenis-jenis jurnalistik seperti artikel, berita, resensi buku dan lainnya.


🐢 Jurnalistik Sastra?
jurnalistik sastra adalah proses mencari, mengumpulkan, memilih dan memilah informasi berupa fakta guna dibentuk menjadi sebuah berita dengan menggunakan bahasa dalam artian kata dan gaya bahasa yang merujuk pada kitab-kitab (bukan bahasa sehari-hari) dengan bertujuan untuk memenuhi kebutuhan nurani khalayak.
Sumber :

http://www.artikelsiana.com/2015/08/jurnalistik-pengertian-jurnalistik.html?m=1 (pengertian jurnalistik)

https://www.google.co.id/amp/juragancipir.com/fungsi-jurnalistik-paling-lengkap/amp/ (fungsi jurnalistik)

https://aristasefree.wordpress.com/tag/contoh-tulisan-jurnalis/ (contoh jurnalistik)

mywordsworld.blogspot.co.id/2013/06/contoh-tulisan-jurnalistik.html?m=1 (contoh jurnalistik)

https://www.google.co.id/amp/s/nisaulafifah.wordpress.com/2013/02/19/sastra-vs-jurnalistik/amp/  (perbedaan sastra dan jurnalistik)

https://sepcor.blogspot.co.id/2016/10/apa-itu-jurnalistik-sastra.html?m=1 (pengertian jurnalistik)


Tea Time, 18 Juni 2017
Hanifah&Cesha

pengertian alur dah tahapannya

A. Penjelasan tentang alur cerita

Alur adalah struktur rangkaian kejadian-kejadian dalam sebuah cerita yang disusun secara kronologis.

B. Macam-macam atau jenis-jenis alur

Adapun jenis-jenis alur yang diantaranya dapat dibedakan menjadi 3 (tiga) macam, berikut ini penjelasannya:

1. Alur maju.
Yang pertama adalah alur maju, yaitu alur yang peristiwa ditampilkannya secara kronologis, maju, secara runtut dari tahap awal, tahap tengah, hingga tahap akhir cerita.
Alur ini umumnya digunakan pada cerita yang mudah untuk di pahami atau dicerna, misalnya seperti cerita untuk anak-anak. Tapi bukan berarti alur ini tidak dapat digunakan pada cerita yang serius, misalnya seperti drama dan lain sebagainya.
Contoh sederhananya adalah misalnya cerpen itu awalnya menceritakan tentangg seorang anak kecil dan berkembang / berakhir saat dia telah remaja.

2. Alur mundur.
Lalu yang kedua adalah alur mundur, yang dimaksud dengan alur mundur yaitu alur yang ceritanya dimulai dengan penyelesaian. Alur ini sering ditemui pada cerita yang memakai setting waktunya pada masa lampau.
Misalnya cerita tentang seorang mantan veteran yang membayangkan kisah hidupnya di masa muda.

3. Alur campuran.
Dan yang terakhir adalah alur campuran, yaitu alur yang diawali dengan klimaks dari cerita, yang kemudian melihat lagi masa lalu atau masa lampau dan diakhiri dengan penyelesaian dari cerita tersebut.
Contoh:
·        Cerita seseorang masa sekarang , kemudian kembali ke masa lalunya dan berlanjut kembali ke masa sekarang dan ke masa datang


Sumber : muthiahrifdah9u2.blogspot.com

C. Tahapan Alur
1. Pengenalan cerita.
Pada bagian ini, pengarang akan memperkenalkan tokoh utama, penataan adegan cerita dan hubungan antar tokoh yang terdapat dalam cerita.

2. Awal konflik.
Pada bagian ini pengarang atau pembuat cerita akan memunculkan bagian-bagian dalam cerita yang dapat menimbulkan permasalahan.

3. Menuju konflik.
Pengarang cerita akan meningkatkan permasalahan yang dialami olah tokoh.

4. Konflik memuncak atau klimaks.
Pada bagian ini merupakan puncak permasalahan yang dihadapi oleh tokoh, pada bagian ini juga tokoh dalam cerita akan dihadapkan dalam penentuan akhir yang akan dialaminya, keberhasilan atau kegagalan biasanya menjadi penentuan nasib tokoh dalam cerita.

5. Penyelesaian atau ending.
Akhir dari cerita, pada bagian ini akan menjelaskan bagaimana nasib tokoh dalam cerita tersebut apakah endingnya bahagia, buruk, ataupun menggantung.


Sumber : www.pengertianku.com


Materi Teras Kata, 21 Juni 2017
Semoga bermanfaat.

Senin, 03 Juli 2017

Sudut Semarang

Malam kian larut menerpa. Menyeret siapa saja masuk ke alam mimpi. Namun kenapa tidak denganku? Yang justru terlunta-lunta menyongsong kegelapan.


Di sudut kota Semarang, kucoba sampaikan rasa. Tentang sepi yang semakin mengikat. Pada kesendirian yang kian mencuat.


Lalu, aku berdiam diri. Bernostalgia bersama waktu yang temaram. Menyaksikan potongan kisah yang sempat terjalani. Walau kini hanya sebuah ilusi.


Oh, malam sepertinya tak mau menyerah. Terus menemaniku di tengah keramaian kota. Barang sedetik tak kurasa jua. Sepi semakin menggerayangi hati.


Dan ... kini aku teringat. Perihal kisah tak sampai pada peraduan. Tentang rindu pada masa lalu.


Semarang, 1 Juli 2017
Dwi Rachmawati
22:22

Mengenal Lebih Dekat Partikel -kah

[#FbAsWritingClass: Mengenal Lebih Dekat Partikel -kah]

Halo! Sha kembali lagi sambil membawa sedikit materi, nih. Kali ini Sha mau bahas tentang partikel yang sudah sering kita gunakan. Tentunya banyak yang sudah tahu tentang partikel -kah, tapi apa semua sudah tahu apa fungsi dan tata penulisan partikel ini?

Nah, buat yang belum tahu, ayuk kita bahas sama-sama!

Partikel –kah, -tah, dan, -lah merupakan partikel penegas yang berfungsi menampilkan unsur yang diiringinya.

Ketiga partikel ini merupakan bentuk klitika. Apa itu klitika? Klitika adalah semacam imbuhan yang dalam ucapan tidak mempunyai tekanan sendiri dan tidak merupakan kata karena tidak dapat berdiri sendiri. Jadi, klitika merupakan bentuk yang selalu terikat pada bentuk (kata) lain.

Dannnn, di postingan ini, Sha akan bahas tentang -kah terlebih dahulu. Partikel yang lain menyusul, ya~

Oke. Partikel -kah. Partikel ini bersifat manasuka dan dapat menegaskan kalimat introgatif (kalimat tanya).

Berikut ini aturan pemakaiannya:

a. Partikel –kah jika melekat pada kata tanya berfungsi untuk memperhalus kalimat dan membuatnya terkesan lebih formal.

Contoh:

Bagaimana keadaanmu sekarang?

Bagaimanakah keadaanmu sekarang?

b. Jika partikel -kah melekat pada kalimat yang berintonasi tanya tetapi tidak ada kata tanya, maka partikel –kah berfungsi untuk memperjelas kalimat tanya tersebut.

Contoh:

Harus aku yang mulai pekerjaan ini sendiri?

Haruskah aku yang mulai pekerjaan ini sendiri?

c. Partikel –kah akan mengubah kalimat deklaratif (kalimat berita) menjadi kalimat introgatif (kalimat tanya).

Contoh:

Minggu ini akan dilaksanakan penghijauan di sekitar bantaran sungai.

Minggu inikah akan dilaksanakan penghijauan di sekitar bantaran sungai?

Jika kalian belum tahu, partikel -kah ini ditulis serangkai dengan kata yang mendahuluinya. Ingat, serangkai. Tidak dipisah.

Sha masih sering lihat banyak yang salah dalam penulisan partikel ini (dan partikel lainnya juga) :')

Karena sekarang kamu sudah tahu, yuk aplikasikan ilmu ini saat kamu membuat sebuah tulisan. Jangan dibaca sekilas terus dilupakan begitu saja, yaa~

Terima kasih sudah membaca! Semoga bermanfaat. Jika ada pertanyaan, jangan ragu untuk menuangkannya di kolom komentar. Sha tidak menggigit kok, haha.

Sampai jumpa di artikel selanjutnya!

[Beberapa informasi dikutip dari aktivitassmart . wordpress . com]

Salam,

Sha


Cr : Freak But Awesome 😁

Kamis, 15 Juni 2017

Mengenal Genre Action

-Action-
Aksi-aksi laga yang seru dan menegangkan. Genre action dikenal berkat adanya aksi aksi laga yang seru di dalamnya. Genre action juga menghadirkan satu atua banyak tokoh yang bertindak sebagai pahlawan yang harus menghadapi tantangan dengan disertai dengan baku hantam, perkelahian, kekerasan, aksi pengejaran, baku tembak polisi dan aksi aksi lainnya. Dalam genre action juga terdapat villain berupa teroris, perampok, psikopat, penjahat atau mafia gangster yang menjadi tokoh antagonis utama dalam cerita.


Macam-macam genre action (subgenre) :

1. Action Comedy
Action yang dikombinasikan dengan komedi yang menmpilkan unsur unsur humor yang lucu dan kocak.
(Contoh : Dumb & Dumber, Bad Boys, Rush Hour, 21st Jump Street, The Other Guys)

2. Action Horror
Action yang dikombinasikan dengan unsur horor yang menyeramkan dan mencekam yang menghadirkan unsur supranatural dari kekuatan jahat berupa iblis, hantu, vampire, atau zombie.
(Contoh : Legion, Resident Evil, Blade, Constantine, Priest)

3. Action Thriller
Action yang dikombinasikan dengan unsur unsur thriller yang menegangkan yang menghadirkan musuh-musuh dan teroris flamboyan, unsur kekerasan, berpacu dengan waktu serta biasanya menghadirkan satu tokoh pahlawan utama.
(Contoh : Die Hard, Under Siege, Speed, Rambo, Lethal Weapon)

4. Disaster
Action yang menghadirkan sebuah bencana alam atau bencana fiksi.
(Contoh : Independence Day, 2012, The Day After Tomorrow, Armageddon, Deep Impact).

5. Martial Arts
Action yang menghadirkan elemen seni bela diri, seperti kung fu, karate, silat, dan lain-lain dan biasanya berasal dari film film Asia.
(Contoh : Kung Fu Hustle, The Raid Redemption, Drunken Master, Enter the Dragon)

6. Sci-Fi Action
Action yang dikombinasikan dengan unsur sains fiksi.
(Contoh : The Matrix, The Terminator, Minority Report, Inception, Transformers, Star Wars)

7. Spy
Action yang menghadirkan unsur spionase, mata-mata dan agen rahasia.
(Contoh : Mission Impossible, The Bourne Series, James Bond Casino Royale, Skyfall, dll.)

8. Superhero
Action yang menghadirkan unsur superhero berupa pahlawan dengan kekuatan super, biasanya diadaptasi dari komik.
(Contoh : Superman, Spiderman, The Dark Knight, The Avengers, Hulk, Iron Man, X-Men).



Ps : Materi kelas genre. Selasa, 13 Juni 2017

Kamis, 01 Juni 2017

Tanda Baca

Halo ... lama tak menyapa. Kali ini saya akan membawakan sebuah materi tentang tanda baca. Pasti udah tahu dong, ya. Tanda baca itu seperti apa? Yuk, langsung aja.



A. Tanda Titik (.)

1. Tanda titik dipakai pada akhir kalimat pernyataan.
Misalnya:
•> Mereka duduk di sana.
•> Dia akan datang pada pertemuan itu.

2. Tanda titik dipakai di belakang angka atau huruf dalam suatu bagan, ikhtisar, atau daftar.
Misalnya:
•> a. I. Kondisi Kebahasaan di Indonesia
       A. Bahasa Indonesia
           1. Kedudukan
           2. Fungsi
       B. Bahasa Daerah
           1. Kedudukan
           2. Fungsi

Catatan:
(1) Tanda titik tidak dipakai pada angka atau huruf yang sudah bertanda kurung dalam suatu perincian.
(2) Tanda titik tidak dipakai pada akhir penomoran digital yang lebih dari satu angka (seperti pada 2b).
(3) Tanda titik tidak dipakai di belakang angka atau angka terakhir dalam penomoran deret digital yang lebih dari satu angka dalam judul tabel, bagan, grafik, atau gambar.

2. Tanda titik dipakai untuk memisahkan angka jam,      menit, dan detik yang menunjukkan waktu atau jangka waktu.

Misalnya:

•> Pukul 01.35.20 (pukul 1 lewat 35 menit 20 detik
atau pukul 1, 35 menit, 20 detik)
•> 01.35.20 jam (1 jam, 35 menit, 20 detik)

3. Tanda titik dipakai dalam daftar pustaka di antara nama penulis, tahun, judul tulisan (yang tidak berakhir dengan tanda tanya atau tanda seru), dan tempat terbit.
Misalnya:
Pusat Bahasa, Departmen Pendidikan Nasional. 2008. Peta Bahasa di Negara Kesatuan Republik Indonesia. Jakarta.

4. Tanda titik dipakai untuk memisahkan bilangan ribuan atau kelipatannya yang menunjukkan jumlah.
Misalnya:
•> Indonesia memiliki lebih dari 13.000 pulau.
•> Penduduk kota itu lebih dari 7.000.000 orang.
•> Anggaran lembaga itu mencapai Rp.   225.000.000.000,00.

Catatan:
(1) Tanda titik tidak dipakai untuk memisahkan bilangan ribuan atau kelipatannya yang tidak menunjukkan jumlah.
Misalnya:
•> Dia lahir tahun 1995 di Bandung.



(2) Tanda titik tidak dipakai pada akhir judul yang merupakan kepala karangan, ilustrasi, atau tabel.

Misalnya:
•> Acara Kunjungan Menteri Pendidikan dan  Kebudayaan
•> Bentuk dan Kedaulatan (Bab I UUD 1945)
•> Gambar 3 Alat Ucap Manusia
•> Tabel 5 Sikap Bahasa Generasi Muda Berdasarkan Pendidikan

(3) Tanda titik tidak dipakai di belakang (a) alamat penerima dan pengirim surat serta (b) tanggal surat.
Misalnya:
Yth. Direktur Taman Ismail Marzuki
Jalan Cikini Raya No. 73
Menteng
Jakarta 10330



B. Tanda Koma (,)

1. Tanda koma dipakai di antara unsur-unsur dalam suatu pemerincian atau pembilangan.
Misalnya:
•> Telepon seluler, komputer, atau internet bukan barang asing lagi.
•> Buku, majalah, dan jurnal termasuk sumber kepustakaan.
•> Satu, dua, ... tiga!

2. Tanda koma dipakai sebelum kata penghubung, seperti tetapi, melainkan, dan sedangkan, dalam kalimat majemuk (setara).
Misalnya:
•> Saya ingin membeli kamera, tetapi uang saya belum cukup.
•> Ini bukan milik saya, melainkan milik ayah saya.
•> Dia membaca cerita pendek, sedangkan adiknya melukis panorama.

3. Tanda koma dipakai untuk memisahkan anak kalimat yang mendahului induk kalimatnya.
Misalnya:
•> Kalau diundang, saya akan datang.
•> Karena baik hati, dia mempunyai banyak teman.
•> Agar memiliki wawasan yang luas, kita harus banyak membaca buku.

Catatan:
(1)Tanda koma tidak dipakai jika induk kalimat mendahului anak kalimat.
Misalnya:
•> Saya akan datang kalau diundang.
•> Dia mempunyai banyak teman karena baik hati.

4. Tanda koma dipakai di belakang kata atau ungkapan penghubung antarkalimat, seperti oleh karena itu, jadi, dengan demikian, sehubungan dengan itu, dan meskipun demikian.
Misalnya:
•> Mahasiswa itu rajin dan pandai. Oleh karena itu, dia memperoleh beasiswa belajar di luar negeri.
•> Anak itu memang rajin membaca sejak kecil. Jadi, wajar kalau dia menjadi bintang pelajar
•> Orang tuanya kurang mampu. Meskipun demikian, anak-anaknya berhasil menjadi sarjana.

5. Tanda koma dipakai sebelum dan/atau sesudah kata seru,
seperti o, ya, wah, aduh, atau hai, dan kata yang dipakai sebagai sapaan, seperti Bu, Dik, atau Nak.
Misalnya:
•> O, begitu?
•> Wah, bukan main!
•> Hati-hati, ya, jalannya licin!

6. Tanda koma dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain dalam kalimat.
Misalnya:
•> Kata nenek saya, “Kita harus berbagi dalam hidup ini.”
 •> “Kita harus berbagi dalam hidup ini,” kata nenek saya, “karena manusia adalah makhluk sosial.”

Catatan:
Tanda koma tidak dipakai untuk memisahkan petikan langsung yang berupa kalimat tanya, kalimat perintah, atau kalimat seru dari bagian lain yang mengikutinya.
Misalnya
•> “Di mana Saudara tinggal?” tanya Pak Lurah.
•> “Masuk ke dalam kelas sekarang!” perintahnya.
•> “Wow, indahnya pantai ini!” seru wisatawan itu.

7. Tanda koma dipakai di antara (a) nama dan alamat, (b) bagian-bagian alamat, (c) tempat dan tanggal, serta (d) nama tempat dan wilayah atau negeri yang ditulis berurutan.
Misalnya:
•> Sdr. Abdullah, Jalan Kayumanis III/18, Kelurahan Kayumanis, Kecamatan Matraman, Jakarta 13130
•> Dekan Fakultas Kedokteran, Universitas Indonesia, Jalan Salemba Raya 6, Jakarta
•> Surabaya, 10 Mei 1960
•> Tokyo, Jepang

8. Tanda koma dipakai untuk memisahkan bagian nama yang dibalik susunannya dalam daftar pustaka.
Misalnya:
•> Gunawan, Ilham. 1984. Kamus Politik Internasional. Jakarta: Restu Agung.
•> Halim, Amran (Ed.) 1976. Politik Bahasa Nasional. Jilid 1. Jakarta: Pusat Bahasa.
•> Tulalessy, D. dkk. 2005. Pengembangan Potensi Wisata Bahari di Wilayah Indonesia Timur. Ambon: Mutiara Beta.


9. Tanda koma dipakai di antara bagian-bagian dalam catatan kaki atau catatan akhir.
Misalnya:
 •> Sutan Takdir Alisjahbana, Tata Bahasa Baru   Bahasa Indonesia, Jilid 2 (Jakarta: Pustaka Rakyat, 1950), hlm. 25.

10. Tanda koma dipakai di antara nama orang dan singkatan
gelar akademis yang mengikutinya untuk membedakannya dari singkatan nama diri, keluarga, atau marga.
Misalnya:
•> B. Ratulangi, S.E.
•> Ny. Khadijah, M.A.
•>. Bambang Irawan, M.Hum.

Catatan:
Bandingkan Siti Khadijah, M.A. dengan Siti Khadijah M.A. (Siti Khadijah Mas Agung).

11. Tanda koma dipakai sebelum angka desimal atau di antara rupiah dan sen yang dinyatakan dengan angka.
Misalnya:
•> 12,5 m
•> 27,3 kg
•> Rp500,50
•> Rp750,00

12. Tanda koma dipakai untuk mengapit keterangan tambahan
atau keterangan aposisi.
Misalnya:
•> Di daerah kami, misalnya, masih banyak bahan tambang yang belum diolah.
•> Semua siswa, baik laki-laki maupun perempuan, harus mengikuti latihan paduan suara.
•> Soekarno, Presiden I RI, merupakan salah seorang pendiri Gerakan Nonblok.
•> Pejabat yang bertanggung jawab, sebagaimana dimaksud pada ayat (3), wajib menindaklanjuti laporan dalam waktu paling lama tujuh hari.

- Bandingkan dengan keterangan pewatas yang pemakaiannya tidak diapit tanda koma!
•> Siswa yang lulus dengan nilai tinggi akan diterima di perguruan tinggi itu tanpa melalui tes.

13. Tanda koma dapat dipakai di belakang keterangan yang terdapat pada awal kalimat untuk menghindari salah baca/salah pengertian.
Misalnya:
•> Dalam pengembangan bahasa, kita dapat memanfaatkan bahasa daerah.
•> Atas perhatian Saudara, kami ucapkan terima kasih.

Bandingkan dengan:
•> Dalam pengembangan bahasa kita dapat memanfaatkan bahasa daerah.
•> Atas perhatian Saudara kami ucapkan terima kasih.
C.Tanda Titik Koma (;)

1. Tanda titik koma dapat dipakai sebagai pengganti kata penghubung untuk memisahkan kalimat setara yang satu dari kalimat setara yang lain di dalam kalimat majemuk.
Misalnya:
•> Hari sudah malam; anak-anak masih membaca buku.
•> Ayah menyelesaikan pekerjaan; Ibu menulis makalah; Adik membaca cerita pendek.

2. Tanda titik koma dipakai pada akhir perincian yang berupa klausa.
Misalnya:
•> Syarat penerimaan pegawai di lembaga ini adalah:
(1) berkewarganegaraan Indonesia;
(2) berijazah sarjana S-1;
        (3) berbadan sehat; dan
(4) bersedia ditempatkan di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.

3. Tanda titik koma dipakai untuk memisahkan bagian-bagian pemerincian dalam kalimat yang sudah menggunakan tanda koma.
Misalnya:
•> Ibu membeli buku, pensil, dan tinta; baju, celana, dan kaus; pisang, apel, dan jeruk.
•> Agenda rapat ini meliputi
a. pemilihan ketua, sekretaris, dan bendahara;
b. penyusunan anggaran dasar, anggaran rumah tangga, dan program kerja; dan
c. pendataan anggota, dokumentasi, dan aset organisasi.



D. Tanda Titik Dua (:)

1. Tanda titik dua dipakai pada akhir suatu pernyataan lengkap yang diikuti pemerincian atau penjelasan.
Misalnya:
•> Mereka memerlukan perabot rumah tangga: kursi, meja, dan lemari.
•> Hanya ada dua pilihan bagi para pejuang kemerdekaan: hidup atau mati.

2. Tanda titik dua tidak dipakai jika perincian atau penjelasan itu merupakan pelengkap yang mengakhiri pernyataan.
Misalnya:
•> Kita memerlukan kursi, meja, dan lemari.
•> Tahap penelitian yang harus dilakukan meliputi
a. persiapan,
b. pengumpulan data,
c. pengolahan data, dan
d. pelaporan.

3. Tanda titik dua dipakai sesudah kata atau ungkapan yang memerlukan pemerian.
Misalnya:
•> a. Ketua : Ahmad Wijaya
Sekretaris : Siti Aryani
Bendahara: Aulia Arimbi
•> c. Narasumber : Prof. Dr. Rahmat Effendi
Pemandu : Abdul Gani, M.Hum.
Pencatat : Sri Astuti Amelia, S.Pd.


4. Tanda titik dua dipakai dalam naskah drama sesudah kata yang menunjukkan pelaku dalam percakapan.
Misalnya:
•> Ibu : “Bawa koper ini, Nak!”
•> Amir: “Baik, Bu.”
•> Ibu : “Jangan lupa, letakkan baik-baik!”


5. Tanda titik dua dipakai di antara (a) jilid atau nomor dan halaman, (b) surah dan ayat dalam kitab suci, (c) judul dan anak judul suatu karangan, serta (d) nama kota dan penerbit dalam daftar pustaka.
Misalnya:
•> Horison, XLIII, No. 8/2008: 8
•> Surah Albaqarah: 2—5
•> Matius 2: 1—3
•> Dari Pemburu ke Terapeutik: Antologi Cerpen Nusantara
•> Pedoman Umum Pembentukan Istilah. Jakarta: Pusat Bahasa.

E. Tanda Hubung (-)

1. Tanda hubung dipakai untuk menandai bagian kata yang terpenggal oleh pergantian baris.
Misalnya:
•> Di samping cara lama, diterapkan juga ca-
ra baru ….
•> Nelayan pesisir itu berhasil membudiday-
akan rumput laut.
•> Kini ada cara yang baru untuk meng-
ukur panas.
•> Parut jenis ini memudahkan kita me-
ngukur kelapa.

2. Tanda hubung dipakai untuk menyambung unsur kata
ulang.
Misalnya:
•> anak-anak
•> berulang-ulang
•> kemerah-merahan
•> mengorek-ngorek

3. Tanda hubung dipakai untuk menyambung tanggal, bulan, dan tahun yang dinyatakan dengan angka atau menyambung huruf dalam kata yang dieja satu-satu.
Misalnya:
•> 11-11-2011
•> p-a-n-i-t-i-a

4. Tanda hubung dapat dipakai untuk memperjelas hubungan bagian kata atau ungkapan.
Misalnya:
•> ber-evolusi
•> meng-ukur
•> dua-puluh-lima ribuan (25 x 1.000)
•> ²³∕₂₅ (dua-puluh-tiga perdua-puluh-lima)
•> mesin hitung-tangan
Bandingkan dengan:
•> be-revolusi
•> me-ngukur
•> dua-puluh lima-ribuan (20 x 5.000)
•>  20 ³∕₂₅ (dua-puluh tiga perdua-puluh-lima)
•> mesin-hitung tangan

5. Tanda hubung dipakai untuk merangkai
a. se- dengan kata berikutnya yang dimulai dengan huruf kapital (se-Indonesia, se-Jawa     Barat);
b. ke- dengan angka (peringkat ke-2);
c. angka dengan –an (tahun 1950-an);
d. kata atau imbuhan dengan singkatan yang berupa huruf kapital (hari-H, sinar-X, ber-KTP, di-SK-kan);
e. kata dengan kata ganti Tuhan (ciptaan-Nya, atas rahmat-Mu);
f. huruf dan angka (D-3, S-1, S-2); dan
g. kata ganti -ku, -mu, dan -nya dengan singkatan yang berupa huruf kapital (KTP-mu, SIM-nya, STNK-ku).

Catatan:
- Tanda hubung tidak dipakai di antara huruf dan angka
jika angka tersebut melambangkan jumlah huruf.
Misalnya:
•> BNP2TKI (Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia)
•> LP3I (Lembaga Pendidikan dan Pengembangan Profesi Indonesia)
•> P3K (pertolongan pertama pada kecelakaan)

6. Tanda hubung dipakai untuk merangkai unsur bahasa Indonesia dengan unsur bahasa daerah atau bahasa asing.
Misalnya:
•> di-sowan-i (bahasa Jawa, ‘didatangi’)
•> ber-pariban (bahasa Batak, ‘bersaudara sepupu’)
•> di-back up
•> me-recall
•> pen-tackle-an

7. Tanda hubung digunakan untuk menandai bentuk terikat yang menjadi objek bahasan.
Misalnya:
•> Kata pasca- berasal dari bahasa Sanskerta.
•> Akhiran -isasi pada kata betonisasi sebaiknya diubah menjadi pembetonan.

F. Tanda Pisah (—)

1. Tanda pisah dapat dipakai untuk membatasi penyisipan kata atau kalimat yang memberi penjelasan di luar bangun kalimat.
Misalnya:
•> Kemerdekaan bangsa itu—saya yakin akan tercapai—diperjuangkan oleh bangsa itu sendiri.
•> Keberhasilan itu—kita sependapat—dapat dicapai jika kita mau berusaha keras.

2. Tanda pisah dapat dipakai juga untuk menegaskan adanya keterangan aposisi atau keterangan yang lain.
Misalnya:
•> Soekarno-Hatta—Proklamator Kemerdekaan RI—diabadikan menjadi nama bandar udara internasional.
•> Rangkaian temuan ini—evolusi, teori kenisbian, dan pembelahan atom—telah mengubah konsepsi kita tentang alam semesta.
•> Gerakan Pengutamaan Bahasa Indonesia—amanat Sumpah Pemuda—harus terus digelorakan.

3. Tanda pisah dipakai di antara dua bilangan, tanggal, atau tempat yang berarti ‘sampai dengan’ atau ‘sampai ke’.
Misalnya:
•> Tahun 2010—2013
•> Tanggal 5—10 April 2013
•> Jakarta—Bandung

G. Tanda Petik (“…”)

1. Tanda petik dipakai untuk mengapit petikan langsung yang berasal dari pembicaraan, naskah, atau bahan tertulis lain.
Misalnya:
•> “Merdeka atau mati!” seru Bung Tomo dalam pidatonya.
•> “Kerjakan tugas ini sekarang!” perintah atasannya. “Besok akan dibahas dalam rapat.”
•> Menurut Pasal 31 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, “Setiap warga negara berhak memperoleh pendidikan.”

2. Tanda petik dipakai untuk mengapit judul sajak, lagu, film, sinetron, artikel, naskah, atau bab buku yang dipakai dalam kalimat.
Misalnya:
•> Sajak “Pahlawanku” terdapat pada halaman 125 buku itu.
•> Marilah kita menyanyikan lagu “Maju Tak Gentar!"
•> Film “Ainun dan Habibie” merupakan kisah nyata yang diangkat dari sebuah novel.
3. Tanda petik dipakai untuk mengapit istilah ilmiah yang kurang dikenal atau kata yang mempunyai arti khusus.
Misalnya:
•> “Tetikus” komputer ini sudah tidak berfungsi.
•> Dilarang memberikan “amplop” kepada petugas!

H. Tanda Petik Tunggal (‘…’)

1. Tanda petik tunggal dipakai untuk mengapit petikan yang terdapat dalam petikan lain.
Misalnya:
•> Tanya dia, “Kaudengar bunyi ‘kring-kring’ tadi?”
•> “Kudengar teriak anakku, ‘Ibu, Bapak pulang!’, dan rasa letihku lenyap seketika,” ujar Pak Hamdan.
•> “Kita bangga karena lagu ‘Indonesia Raya’ berkumandang di arena olimpiade itu,” kata Ketua KONI.

2. Tanda petik tunggal dipakai untuk mengapit makna, terjemahan, atau penjelasan kata atau ungkapan.
Misalnya:
•> tergugat ‘yang digugat’
•> retina ‘dinding mata sebelah dalam’
•> noken ‘tas khas Papua’
•> tadulako ‘panglima’
•>marsiadap ari ‘saling bantu’
•> tuah sakato ‘sepakat demi manfaat bersama’


I. Perbedaan Singkatan dan Akronim

1. SINGKATAN

1. Singkatan nama orang, gelar, sapaan, jabatan, atau pangkat diikuti dengan tanda titik pada setiap unsur singkatan itu.
Misalnya:
•> A.H. (Nasution Abdul) Haris Nasution
•> H. Hamid (Haji) Hamid Suman
•> W.R. Supratman (Wage Rudolf) Supratman
•> S.E. sarjana ekonomi
•> S.Sos. sarjana sosial
•> S.Kom. sarjana komunikasi
•> S.K.M. sarjana kesehatan masyarakat
•> Sdr. saudara
•> Kol. Darmawati Kolonel Darmawati

2. (a.) Singkatan yang terdiri atas huruf awal setiap kata nama lembaga pemerintah dan ketatanegaraan, lembaga pendidikan, badan atau organisasi, serta nama dokumen resmi ditulis dengan huruf kapital tanpa tanda titik.
Misalnya:
•> NKRI Negara Kesatuan Republik Indonesia
•> UI Universitas Indonesia
•> PBB Perserikatan Bangsa-Bangsa
•> PGRI Persatuan Guru Republik Indonesia

     (b.) Singkatan yang terdiri atas huruf awal setiap kata yang bukan nama diri ditulis dengan huruf kapital tanpa tanda titik.
Misalnya:
•> PT perseroan terbatas
•> MAN madrasah aliah negeri
•> SD sekolah dasar
•> KTP kartu tanda penduduk
•> SIM surat izin mengemudi

3. Singkatan yang terdiri atas tiga huruf atau lebih diikuti dengan tanda titik.
Misalnya:
•> hlm. halaman
•> dll. dan lain-lain
•> dsb. dan sebagainya
•> dst. dan seterusnya
•> yth. yang terhormat
•> ttd. tertanda
•> dkk. dan kawan-kawan

4. Singkatan yang terdiri atas dua huruf yang lazim dipakai dalam surat-menyurat masing-masing diikuti oleh tanda titik.
Misalnya:
•> a.n. atas nama
•> d.a. dengan alamat
•> u.b. untuk beliau
•> u.p. untuk perhatian
•> s.d. sampai dengan

5. Lambang kimia, singkatan satuan ukuran, takaran, timbangan, dan mata uang tidak diikuti tanda titik.
Misalnya:
•> cm sentimeter
•> kVA kilovolt-ampere
•> l liter
•> kg kilogram
•> Rp rupiah

2 . AKRONIM

1. Akronim nama diri yang terdiri atas huruf awal setiap kata ditulis dengan huruf kapital tanpa tanda titik.
Misalnya:
•> BIG - Badan Informasi Geospasial
•> BIN - Badan Intelijen Negara
•> LIPI - Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia
•> LAN - Lembaga Administrasi Negara
•> PASI - Persatuan Atletik Seluruh Indonesia

2. Akronim nama diri yang berupa gabungan suku kata atau gabungan huruf dan suku kata dari deret kata ditulis dengan huruf awal kapital.
Misalnya:
•> Bulog - Badan Urusan Logistik
•> Bappenas - Badan Perencanaan Pembangunan Nasional
•> Kowani - Kongres Wanita Indonesia
•> Kalteng - Kalimantan Tengah
•> Jatim - Jawa Timur

3. Akronim bukan nama diri yang berupa gabungan huruf awal dan suku kata atau gabungan suku kata ditulis dengan huruf kecil.
Misalnya:
•> iptek - ilmu pengetahuan dan teknologi
•> pemilu - pemilihan umum
•> puskesmas - pusat kesehatan masyarakat
•> rapim - rapat pimpinan
•> rudal - peluru kendali


Sumber : PUEBI-2

Semoga bermanfaat  😁😆

Kamis, 11 Mei 2017

ingin menyerah(?)

Hai.. Buat pembaca setia blogku.  Maaf banget kalo sore ini aku nulis gapenting lagi. Suasana hati lagi gaenak jadi gabut mau ngapain. Nulis cerita pun jadi gafokus.

Apa ya ... bingung aja mau cerita ke siapa. Dan aku kefikiran buat nulis di sini hehe. Belakangan ini emosi suka labil. Jadi sering uring2an dan nangis gajelas kayak kena hormon pemes. Dan entah kenapa, aku ngerasa blank banget. Jujur, aku benci kalau udh kyak gini. Aku seolah terlihat lemah dan cengeng. Walaupun itu sebenernya yg aku alamin. Kadang, bahkan aku berfikir. Apa tujuan aku hidup kalau aku sendiri gada perubahan? Suka kesel sama diri sendiri yg kadang labil. Juga aku lagi kesel sama kakakku. Demi apa dia nyebelin parah. Semua orang jadi terasa nyebelin kek upil 😜😆 ngebetein bangetkan. Lagi enak2 nonton acara kesukaan, malah diganti film india. Siapa yg ga kesel coba. Pagi, siang, sore, malam, india mulu bosen keles. Lagian juga aku gasetiap hari nonton tv. Palingan kalau libur doang bosa nonton. Itupun kalau juga ga diganggu ponakan. Ish, ibu sama anak emang sepaket. Anju banget dah.

Udah ah, segitu dulu ceritanya. Intinya, kadang aku capek buat ngejalani semua ini. Tapi aku gabisa ngeluh sama semuanya. Karena Allah ngasih masalah ke kita itu untuk belajar, bukan buat ngeluh. Dan aku berterima kasih buat temen2ku yg udah ngasih aku semangat. Kalau bukan karena dukungan mereka, mungkin aku bener2 terpuruk. Salam dan pelukku dari jauh buat kalian, di mana pun berada 😚😘

Rabu, 10 Mei 2017

Rapuh

Aku yang pernah berharap lebih. Kini mencoba berhenti karena letih. Dalam kesunyian malam yang menemani. Aku berharap semua hanya mimpi. Sungguh, kecewa itu kini jauh bertambah seiring berjalannya waktu. Aku tak menyalahkan dia, ataupun takdir. Aku hanya berharap pada waktu ubtuk segera menyembuhkan luka itu. Luka dari sebuah kebohongan yang dia beri untukku. Ketika aku sepenuhnya mempercayainya.

Tak ada tempat untuk bernaung. Hanya gelap yang kian meraung. Menenggelamkanku dalam angan semu. Sedalam luka yang dia beri untukku. Dan aku tak tahu. Kenapa Tuhan mengirim takdir seperti ini. Dia, yang dulu menjadi sahabatku. Dan kini ... entah bagaimana aku menyebutnya. Rasa gundah itu kembali hadir. Seiring dengan kenangan yang terus mengalir. Kutak tahu lagi ke mana harus berlabuh. Karena sejujurnya kini aku rapuh.

Sorry malem2 udah menye2 begini. Lagi gabut jadi iseng buat nulis alay. Sedang terserang writer's block soalnya jadi blom bisa lanjutin buat nulis cerpen ataupun cerita. Mau regat sejenak biar otak bisa mikir lagi. Dan entah kenapa, nyesej banget pas dicuekin dia. Dia ... yang pernah menjadi bagian dalam hidupku, dulu. Seseorang yang pernah kuanggap sebagai sahabat dan kakakku. Namun kini ... entahlah. Duh, udah deh sesi curcolnya. Hehe sorry kalau tulisanku ini ga berfaedah. Ambil aja hikmahnya kalau da dan jangan dibaca kalau menurut kalian ga ada faedahnya hihi. Selamat malam  😆😉

Kamis, 04 Mei 2017

Tips menulis genre romance

Hai, guys ... kali ini aku datang bawa sebuah materi tentang genre romance. Pasti udah tahu dong, ya. Gimana genre romance itu. Yups, pastinya tentang percintaan. Tapi juga jangan salah mengartikan. Hihihi.. Oke, untuk awalan kita belajar tipsnya dulu nih.



Tips Menulis Genre Romance
Jangan buat cinta menjadi begitu mudah. Cinta itu sukar, Jenderal, jangan buat ia berjalan di atas aspal licin. Cinta yang sebenar-benar cinta, harus melalui pertarungan dan perjuangan. Ia harus mau merangkak, merayap, tengkurap, bahkan kalau perlu pura-pura mati sebentar, sebelum bangun dan menerjang dengan kekuatan empat unsur bumi. Bahkan kisah cinta yang manis kinyis-kinyis pun harus tersandung-sandung sebelum mencapai finish. Apa enaknya membaca kisah cinta yang semulus jalan tol? bikin mangkel hati para jomblo aja.
•Untuk membuat kisah cinta yang sukar, rancanglah konflik yang natural. Maksudnya, akar konflik  tidak jauh dari latar belakang kedua tokoh utama. Nggak cincay banget gitu, kalau seorang penyanyi jatuh cinta ama penggemarnya, trus konfliknya seputar perbedaan selera milih bakmi mana yang disuka, pedas atau manis. Konfliknya jangan jauh-jauh dari kehidupan sang penyanyi atau penggemarnya.
Misal: sang kekasih ternyata nggak sanggup mengikuti gaya hidup glamor sang penyanyi kekasihnya, atau, ia tak bisa menahan begitu banyak kecemburuan terhadap setiap fans yang mengirim surat cinta. Sebagai contoh, konflik antara Romeo dan Juliet berakar pada konflik antar keluarga yang sudah berlangsung bertahun-tahun. Inilah yang jadi napas cerita. Kan aneh banget gitu ya, keluarga mereka berkonflik, sementara konflik percintaan Romeo dan Juliet ternyata seputar hobi, atau kepercayaan, atau orang ketiga.
Jadikan harapan dan kemustahilan sebagai bahan bakar cerita. Harapan setiap novel romantis tentu agar kedua tokoh bersama, nah, padukan harapan ini dengan kemustahilan untuk mencapai harapan itu. Misal, Romeo dan Juliet punya harapan untuk bersama, dengan kawin lari atau apapunlah itu namanya, namun, rintangan kemudian muncul, seiring matinya saudara Juliet oleh Romeo. Apa yang sebelumnya tampak bisa digapai, mendadak hancur lebur.
Tarik ulur nasib kedua tokoh. Nah, bagian ini bisa bikin geregetan. Ciptakan kondisi-kondisi yang membuat harapan itu bisa terwujud, lalu setelahnya, lemparkan tokoh cerita pada kesedihan. Begitu terus hingga muncul keputusasaan. Nah,setelah sang tokoh mulai hancur, bantu dia menemukan jalan menuju harapannya. Ciptakan jalan baru untuk dia.
Olah pikiran dan perasaan tokoh semaksimalnya. Jabarkan semua kesedihan, kepahitan dan kegembiraannya. Tampilkan kelemahan-kelemahannya. Tunjukkan kekuatannya. Jadikan kekuatan atau kelebihannya ini sebagai cara dia mencapai harapannya.
Jangan mematikan tokoh cerita secara semena-mena. Mentang-mentang kita ingin ceritanya berakhir tragis, lalu kita tabrakkan saja tokoh utama ke kereta api lewat. Nggak banget itu. Buatlah semacam peristiwa yang jadi jalan menurun (ke akhir tragis ini). Jadi, ada logikanya. Memang sih, di kehidupan nyata, bisa aja seseorang mati tiba-tiba meninggalkan kekasihnya, tapi, di dunia cerita hal semacam ini tidak bisa diterima. Pembaca ingin melihat proses, bukan sesuatu yang seketika.
Yang penting, jangan lupa ciptakan momen-momen gelap tokoh utama. Ini adalah momen ketidakberdayaan. Momen yang akan membuat pembaca bersimpati padanya.
Cr: WzhaWrittingClub
Nah, gimana...  Udah ada gambaran buat ceritanya? Walaupun kalian penulis pemula, tapi kalian juga harus, kudu, wajib, tahu dasarnya lho, ya. Jangan asal nulis yang penting banyak pembaca. Tapi kalian juga harus kasih kualitan dalam tulisan kalian.
And see di next materi guys... 😆😚 semoga bermanfaat ya ...


Senin, 17 April 2017

MENGHIDUPKAN BAHASA DENGAN METAFORA



Pemateri: Kak @ Akbar Drajat Pratama


Jadi, apa itu metafora?


➡Metafora adalah sebuah perbandingan antara dua benda, berdasarkan pada kemiripan atau kesamaan tanpa menggunakan kata "seperti" atau menyebut sesuatu dengan nama benda lain (Aris Toteles)


Contohnya:
"Ia mengamati gadis itu dengan mata burung pemangsanya"


Dimana bagian metaforanya ?
Bagian metaforanya adalah "mata burung pemangsanya" karena kata "mata burung pemangsanya" ngga mungkin diterapin di manusia.


Atau contohnya kita balik : Elang yang diam merasa belas kasih anak


"Belas kasih anak" adalah metafora. Paham? Jadi kalau kita sebut gini, metafora itu digunakan untuk suatu objek yang berlawan , setuju ?


Fungsi Metafora
1. Metafora menghidupkan bahasa
Jadi metafora itu punya 'power' buat ngerubah segala yang biasa aja jadi aneh dan diterima banyak orang


2. Metafora memungkinkan terjadinya penafsiran imajinatif
Coba bandingkan
"Si marno, sekarang jadian sama orang yang cuek"


Atau


"Setelah beberapa kali putus nyambung, kini marno pacaran dengan kulkas"


Mana yang ngebuat kalian , mikir sesaat pas bacanya ? Yang kedua kan?


Jadi, bisa diartikan seperti ini. Mungkin pasangan terakhir si Marno itu kuat makan dan bisa menampung apa saja, mungkin penampilan fisiknya benar2 seperti kulkas.
Dan di situlah letak "seni"nya. Sebuah "keasyikan" tersendiri bagi penulis ketika pembacanya , jadi mikir2 apa maksud kalimat si penulis.


3. Metafora lebih efisien dan ekonomis ketimbang bahasa sehari2
Kalau istilah Raditya Dika "Kalimatnya jangan nge-boost"


Coba bandingkan:
"Saya berdiam diri di rumah dan tak bisa kemana-mana. Sulit untuk melakukan apapun... Tidak selayaknya anak2 lain yang dengan riangnya berlari di lapang yang luas"


dengan...


"Rumah saya adalah penjara"
Apa kesamaan dan apa perbedaan dua kalimat di atas ?
Intinya gini, menerangkan sebuah kejadian dalam cerita itu bagus, tapi ada kalanya juga dibuat enggak jelas. Biar pembaca mikir, biar pembaca berimajinasi.


4. Metafora membangun makna baru. Memudahkan kita menulis perasaan, pemikiran, sesuatu, pengalaman dan sebagainya yang tidak mudah di jelaskan
Anggap saja ada anak kecil umur 3 tahun, Terus dia ngeliat objek di langit pada malam hari, kira2 gimana cara dia menyampaikan apa yang dia liat ke orangntuanya ?
Misal dia bilang, "Mama, lihatlah itu di langit ada banyak lampu!"
Lampu disana merujuk ke apa? Bintang. Soalnya pake kata 'Banyak'. Biasanya fungsi yang ke empat ini sering di pakai dalam penulisan puisi.


5. Metafora mengisyaratkan kecemerlangan berpikir
Ini karena semakin Jenius seseorang semakin sulit dia menyampaikan sesuatu.
#Bagaimana cara menulis metafora?
Andai kalian membaca metafora seperti ini:
Ayahnya seorang monster. Dia bagai serigala.Itu bisa dibilang cara Tradisional.


➡CARA MEMBUAT METAFORA.
Pertama, sebagai KATA KERJA
contoh : Berita itu membakar mukanya, dan menyapu senyum di pipinya.


➡Kedua, sebagai KATA SIFAT DAN KETERANGAN
contoh : lidahnya yang tajam mencabik cabik perasaanku


➡Ketiga, sebagai FRASE YANG DIDULUI KATA DEPAN
kalau yang ketiga contohnya udah di kasih tau pas awal.
Itu jadi malem ini kita bahas metafora mulai dari definisinya, fungsi dalam cerita, cara nulis metafora


Nb : Kesimpulannya, kalian sendiri yang buat. Soalnya pemahamannya gimana kalian pahamnya.


Sudah Bahagiakah Kamu?

-Sudah Bahagiakah Kamu?-


Hai, kamu yang sudah jauh di sana
Bahagiakah kamu sekarang?
Aku di sini masih menantimu
Sama seperti dulu aku mengukir aksara ini untukmu

Walau takdir telah memisahkan kita
Namun bayangmu selalu ada mendekapku
Menuntun setiap langkahku dalam setiap hembusan doa
Doa yang senantiasa kulantunkan untuk kebahagiaanmu di sana

Dan tak bisa kupungkiri tiga tahun telah berlalu
Kenanganmu masih setia memenuhi ingatanku
Menari disetiap harapan yang kusemogakan
Agar kelak aku menemukan dirimu lagi
Walau dalam paras yang berbeda di sini

Kamu, seperti udara yang kubutuhkan
Mengisi setiap jiwa yang pernah hilang terbawa kesedihan
Dari kehilangan sebuah harapan

Senin, 23 Januari 2017

Apa itu dialog tag?

Haii guuys ... Duh udah lama banget ga main blog nih hehe.. Dan hari ini aku akan sharing2 tentang beberapa materi kepenulisan. Buat yang lagi mau belajar menulis, kuy kita sama2 belajar. Oke, kita mulai dari mengenal dialog tag. Apa sih dialog tag itu?



DIALOG TAG

Apa itu dialog tag?
Dialog tag adalah frase yang mengikuti dialog, yang menginformasikan identitas si pengucap dialog.

Perhatikan contoh berikut:

a) "Aku membencimu," kata Netta.
b) Netta berkata, "Aku membencimu."

Dialog tag biasanya ditandai dengan kata "ujar", "ucap", "kata", dsb. Jika dialog tag-nya ada di akhir, maka akhiri dialog dengan tanda baca koma seperti dicontoh (a).
 Dan jika dialog tag-nya ada di awal, maka akhiri dialog tag-nya dengan tanda koma dan akhiri dialog dengan tanda titik atau tanda tanya jika dialognya berupa kalimat tanya.
Dan jangan lupa, awali dialog dengan huruf kapital jika dialog tag-nya berada di awal seperti contoh (b). Tapi, harus bisa membedakan mana dialog tag dan mana yang bukan dialog tag.

Seperti contoh di bawah ini, perhatikan:

c) "Kemarin aku melihatmu berjalan berdampingan dengan Hurem." Retno menatap Miki tajam.

d) Mata Retno menatap Miki tajam. "Kemarin aku melihatmu bersama Hurem."

Nah, contoh di atas itu BUKAN lah dialog tag. Melainkan kalimat aksi/aktivitas yang mendeskripsikan aktivitas lain si pengucap sambil mengucapkan dialog.

 Jika kalimat yang mengikuti dialog bukan dialog tag, maka akhiri dialog dengan tanda titik seperti contoh (c).
 Dan jika kalimat tersebut berada di awal sebelum dialog, maka akhiri kalimat itu dengan tanda titik juga, seperti di contoh (d).

** Perlu diingat juga, jika kalimat setelah dialog BUKAN lah dialog tag maka harus diawali dengan huruf besar walaupun dialog diakhiri tanda tanya sebelum ditutup dengan tanda petik.

Misalnya seperti ini:
e) "Kau mencintaiku?" Mata Muj menatap penasaran ke arah Fara.

•Bagaimana jika dialog tag terletak di antara dua dialog?

Perhatikan contoh di bawah ini:

f) "Aku mencintaimu," bisik Brian pada Sesya. Brian menggenggam tangan Sesya. "Tanpa peduli apakah kau juga mencintaiku atau tidak, aku tidak bisa menghentikan perasaanku begitu saja."


Jika situasinya seperti itu, maka akhiri dialog pertama dengan tanda titik dan awali dialog kedua dengan huruf besar seperti contoh (f).

g) "Kau!" geram Nadya, "siapa yang telah menghamilimu, Tias?"

Beda kasus kalau situasinya seperti di atas. Dua dialog di atas sebenarnya masih dalam satu kalimat atau kata lain dialognya itu masih nyambung, cuma terpisah dengan dialog tag. Jika begitu, maka dialog pertama diakhiri dengan tanda koma begitu pula dengan dialog tag-nya, dan awali dialog kedua dengan huruf kecil seperti contoh (g). Dikarenakan sebenarnya dialog pertama dan kedua itu masih dalam satu rangkaian.


MACAM MACAM DIALOG TAG:

•>Netral:
ujar, ucap, kata, cetus, tutur, ungkap, tandas, tanya, sapa, panggil, pungkas, tegas, ajak, pinta.

•>Netral sebagai respons:
sahut, jawab, balas, terang, jelas, sela, tukas, potong

•>Ada emosi:
sindir, ejek, hina, cela, kelakar, canda

•>Emosi bernada tinggi:
teriak, jerit, raung, seru, sergah, murka

•>Emosi bernada rendah:
bisik, gumam, lirih



Nah, begitulah penjelasan singkatnya. Itupun jg aku dapat dari materi dikelas kepenulisanku. Semoga bermanfaat ya ... Dan bagi yang mau nanya. Bisa lewat ig aku @catatankita21 atau komen di post an ini.

Sharing

Haii guuys ... Duh udah lama banget ga main blog nih hehe.. Dan hari ini aku akan sharing2 tentang beberapa materi kepenulisan. Buat yang lagi mau belajar menulis, kuy kita sama2 belajar.


Mengulang Elipsis bagi Pemula

Hallo, pasti sudah tidak asing lagi dengan elipsis . Setelah kemarin aku post tentang elipsis, asportof dan separator , kini aku bakal m...