Senin, 25 Mei 2020

Mengulang Elipsis bagi Pemula



Hallo, pasti sudah tidak asing lagi dengan elipsis. Setelah kemarin aku post tentang elipsis, asportof dan separator, kini aku bakal mengulang elipsis lagi. Kenapa? 
Karena ternyata elipsis mempunyai fungsi yang bermacam-macam dan lebih rinci.


Sebenarnya satu tahun lalu, materi ini sempat dibahas oleh temen admin keceku--kayus yang kayak bidadari katanya, di salah satu grup menulisku dan baru sempat untuk di edit (maklum, sempet jenuh dg nulis dan fokus pindah tempat kerja hehe). Jadi, alhasil baru kembali bisa menghidupkan blog yang mulai berdebu ini.



Pada umumnya, elipsis ditulis dalam sebuah dialog dengan diawali dan diakhiri jeda. Di bawah ini, kita bakal bahas lagi pembagian elipsis berdasarkan fungsinya agar lebih mudah.



1. Jika bertujuan untuk menghilangkan kata atau kalimat maka;

*Elipsis harus diberi spasi sebelum-sesudah*
Contoh:
"Bisa jadi ... ini pemicunya."

Maksud sebenarnya adalah,
"Bisa jadi alat ini pemicunya."


Kata alat dihilangkan dan diganti dengan elipsis.



2. Jika bertujuan sebagai tanda baca untuk menyatakan ekspresi, maka;

*Elipsis tidak diberi spasi*
Contoh:
a. Ada kata yang dipotong
"Aku tidak tahu bagaimana menyam..."
"Aku saja yang menyampaikan."

b. Kalimat menggantung
"Entahlah...."

c. Ekspresi ragu
"Mmm..., aku tidak yakin bisa."

d. Ekspresi gagap
"Ka...ka...kamu, bagaimana kamu tahu?"

e. Adegan seolah-olah akan sunyi, tetapi ternyata ada adegan selanjutnya.
Tiba-tiba...
Brak!
Terdengar pintu yang ditutup keras.

f. Ekspresi tertawa
"Hahaha..., kamu bercanda."
(Seolah tawa tidak berhenti dan dibarengi dialog)

"Hahaha.... kamu bercanda."
(Seolah tawa sempat terhenti sebelum.dilanjutkannya percakapan)





Begitulah kira-kira pembagian elipsis. Semoga bermanfaat, ya..

Sabtu, 01 Februari 2020

Elipsis, Asportof dan Separator bagi Pemula yang Wajib diketahui

Bagi kalian pemula dalam dunia menulis, kalian akan mengenal tentang elipsis, Asportof dan separator. Ketiga tanda baca tersebut seringkali dijumpai dalam sebuah dialog cerita.

Jadi, apa itu elipsis, Asportof dan separator?


A. Elipsis (...)
Tanda elipsis (titik tiga) dipakai untuk menunjukkan bahwa dalam suatu kalimat atau kutipan ada bagian yang dihilangkan.


Misalnya:
> Penyebab dia putus itu ... seperti yang lalu.
> Kami, bangsa Indonesia menyatakan ... hal-hal yang mengenai ... yang sesingkat-singkatnya.



*Tanda elipsis juga dipakai untuk menulis ujaran yang tidak selesai dalam dialog.

Misalnya:
> "Dia itu ... mungkin kalau ... tidak seperti ini."


Catatan:
(1) Tanda elipsis itu didahului dan diikuti dengan spasi.
(2) Tanda elipsis pada akhir kalimat diikuti oleh tanda titik (jumlah titik empat buah).
Misal,
"Aku tahu .... "

Sumber : PUEBI-2



B. Asportof (')
Asportof merupakan tanda penyingkat digunakan untuk menunjukkan penghilangan bagian kata atau bagian angka tahun dalam konteks tertentu.


Contoh :
1. "Kamu tahu, 'kan?" ('kan = bukan)
2. "milea 'kan kudapat. ('kan = akan)
3. Mereka 'lah datang. ('lah = telah)
4. 17-08-'45 ('45 = 1945)

Sumber : PUEBI-2



C. Separator (***)
Separator digunakan sebagai penunjuk perpindahan tempat, sudut pandang dan suasana. Biasanya ditulis dengan bintang tiga.


Misal,


Dru bergeming. Ia tak tahu lagi harus bagaimana. Polisi sudah berdatangan menjempunya sore itu. sekolah yang tadinya sepi kini sudah ramai dikunjungi berbagai orang yang sekadar melihat siapa sosok pembunuh selama ini. Mau membela diri pun ia sudah kepalang basah. Tak ada gunanya.

***

Mika menghampiri Reya yang sudah mendapatkan penanganan. Laki-laki itu harus mendapat enam jahitan di bahunya akibat ulah Dru. Belum lagi tangan kanannya yang kini digips akibat patah saat melawan temannya itu.


Kamis, 13 Juni 2019

Mengenal Swasunting Bagi Penulis Pemula

Apa, sih, Swasunting itu?



Swasunting sendiri sebuah proses yang perlu dilakukan oleh tiap penulis setelah menyelesaikan draf tulisan. Proses ini bisa meliputi pengecekan tipo, kesesuaian tata bahasa, kejanggalan, ambiguitas, kesinambungan antara satu bagian dengan bagian lain, dan masih banyak lagi.


Singkatnya, swasunting adalah kesempatan melihat kekurangan, memoles, dan memberi nilai tambah pada tulisan yang sudah diselesaikan.


Sebagus apa pun materi yang disampaikan, jika tidak ‘dibungkus’ dengan penulisan yang rapi, kecil kemungkinan akan disukai orang lain. Jangankan disukai, dilirik pun tidak. Sebaliknya, tulisan biasa yang disajikan dengan baik justru akan mampu menarik perhatian.


Ada beberapa tip dan trik yang bisa dicoba.
1. Lakukan penyuntingan setelah merampungkan tulisan. Sebab, menulis dan menyunting pada saat yang bersamaan akan membuat tulisan tidak kunjung terselesaikan.

2. Pastikan untuk tidak jatuh cinta pada karya sendiri. Sebab, hal itu cenderung membuat kita berpikir bahwa tidak ada hal yang perlu diubah lagi dalam naskah. Ketika ada yang memberi masukan positif, kita tolak. Kita sudah dibutakan oleh kekaguman pada tulisan sendiri, padahal belum tentu orang lain melihat karya kita sebagus itu.

Jadi, bagaimana cara untuk tidak jatuh cinta?

Beri jeda waktu sebelum melakukan penyuntingan. ‘Fermentasikan’ naskah selama 5-7 hari (atau minimal 3 hari jika waktunya terlalu sempit). Boleh lebih lama jika tenggat waktu masih cukup longgar. Jeda inilah yang akan memampukan kita melihat tulisan secara lebih objektif.

3. Saat menyunting, baca keras-keras kalimat yang sudah ditulis. Hal ini dapat membantu kita menyadari jika ada bagian yang terasa janggal.
Penyuntingan bukan sekadar melakukan hal-hal teknis, tapi juga harus melibatkan rasa.

4. Jangan simpan sendiri tulisanmu. Berbagilah dengan orang lain, tidak perlu malu. Dengan cara ini, boleh jadi kamu akan mendapatkan banyak masukan.
Kamu bisa menceritakan ulang secara lisan atau mencari beberapa pembaca pertama dan meminta pendapat dari mereka. Tanyakan hal-hal yang spesifik, bukan hanya, “Gimana? Bagus, nggak?” 
Kalau perlu, buat kuesioner untuk memastikan mereka memahami apa yang disampaikan. Jangan sampai kamu ingin mengatakan ‘A’, tapi mereka malah memiliki asumsi berbeda.

Catatan untuk poin ini:
Carilah pembaca yang objektif. Jangan tunjukkan tulisanmu pada orang yang hanya akan memberi pujian atau orang yang pasti menghujat.

5. Saat menulis, bebaskan apa pun yang ada dalam pikiran. Banjiri tulisan dengan kosakata sebanyak dan sevariatif mungkin. Ketika tiba saat menyunting, lakukan hal sebaliknya. Pangkas tulisan jadi seramping mungkin. Buat setiap kalimatmu terasa seperti quote.

6. Jadilah raja tega. Jika kamu menghilangkan satu bagian, tapi keseluruhan tulisan ternyata baik-baik saja, bagian itu mungkin memang tidak perlu ada. Hapus saja. Kadang memang berat (banget!) karena kita memiliki personal attachment pada tulisan sendiri. Namun, ada satu hal yang perlu diingat: naskah tebal belum tentu bagus, naskah tipis juga tidak selalu jelek. Naskah tipis yang padat masih lebih baik daripada naskah tebal yang bertele-tele.

7. Last but not least, tidak harus menjadi seperti Ivan Lanin, tapi jangan pernah bosan membaca PUEBI dan KBBI. Selalu cek apakah cara penulisan sudah sesuai dengan kaidah yang ada. Pastikan kata-kata yang digunakan benar dan baku.


Sesekali, boleh saja melanggar aturan penulisan karena satu atau lain pertimbangan. Namun, jika memang ingin melakukannya, pastikan untuk melanggar dengan sadar, bukan melanggar karena tidak tahu.

Swasunting berlaku untuk semua jenis buku. Apa pun.
Sajak, Puisi, Novel, Fiksi, Nonfiksi, Biografi... semuanya.

Swasunting dimaksudkanukan hanya untuk mengoreksi kata baku/tidak baku.
ini juga berlaku untuk merampingkan tulisan, membuang bagian-bagian yang tidak perlu, memperbaiki tata bahasa, dan lain-lain.


*Sumber : Materi dari mba Ratri Dwi Kayungyun (editor, writer mentor)

Selasa, 05 Februari 2019

Kado dari Jauh

Teruntuk Uda, terima kasih udah dibuatin secarik cerita dari chat kita malam itu. Mungkin sederhana, tapi itu berkesan. Uda yg selalu mau aku gangguin, maaf kalau Adekmu ini menyebalkan. ๐Ÿ˜‚ Ini dibuat -/+ beberapa jam menuju tgl 21 Desember tahun lalu.

***


Dari : Birusemesta


"Biru, hari ini aku ulang tahun."

       "Terus?"

"Kamu tidak ada rencana mau kasih kado untuk aku?"

        "Udah dikasih"

"Mana?"

         "Barusan aku kasih."

"Tidak ada."

           "Ada, kamu saja yang tidak tahu."

"Apa, tidak ada kado yang datang?"

           "Barusan aku berdoa sama Allah, itu kadonya lebih berharga dari sebongkah emas."

"Aiiihh...h.., doanya apa?"

           "Rahasia, tidak boleh tahu."

"Ya, gitu. Main rahasia segala."

            "Pokoknya aku doanya, yang baik diberi Allah untuk kamu."

"Amin, terima kasih, ya, Biru atas doanya."

         "Sama-sama, Barakallahu fil umrik."

"Oh iya, terima kasih, ya, Biru, kamu yang mengucapin pertama kali, kalau aku dekat kamu lasung aku peluk"

          "Jangan peluk, tidak enak?"

"Terus mau apa?"

          "Isikan saja paket kouta internetku, itu lebih enak dari pelukanmu"
—Birusemesta,
kado ulang tahun untuk sahabat paling ribet
#Birusemesta

Jumat, 04 Januari 2019

Ketika Sang Esok Tak Lagi Menyapa

Jalanan tampak lengang pagi ini. Tak ada yang bersua. Semesta diam tanpa meninggalkan pesan pembuka.


"Apa kita akan terus seperti ini?" tanyanya, aku sedikit tersentak.


"Maaf," jawabku.


Riuh burung tak terdengar. Dedaunan berhamburan entah ke mana terbawa angin. Gemericik air hujan perlahan membakar sunyi yang menyelimuti.


"Apa hanya sampai di sini hubungan kita?" 


Aku menghela napas berat, tak tahu harus menjawab apa lagi. "Ini yang terbaik untuk kita." Bibirku berucap seakan tak peduli sesal yang akan menghantui.

"Ra ...."

"Kita akhiri semua ini. Aku lebih suka seperti awal kita kenal."

"Tapi apa yang kamu takutkan?"

"Sakit hati." Aku memberanikan diri menatap manik mata itu. Kurasakan genangan air mulai mengumpul. "Aku hanya pelarian kamu, dan kita tak seharusnya seperti ini," lanjutku.

"Percaya sama aku, Ra. Aku tulus sayang sama kamu." Esok menggenggam tanganku.

"Buat apa aku menjaga hati dan kepercayaan kamu, jika ragamu masih milik orang lain? Posisi aku juga sulit, tolong ... jangan seperti ini."

Hembusan angin semakin menusuk tulang. Perlahan rintik air berjatuhan.

"Jadi kamu mau apa?" tanya Esok untuk kesekian kalinya.

"Ayo kita berteman saja."

***

Bip ... bip ...
Lamunanku buyar ketika notifikasi ponsel berbunyi. Aku pikir itu pesan darinya, tapi nihil. Tak ada lagi sapa hangat lelaki itu kini.

"Hai, Ra, maaf lama nunggu, ya." Aku mendongak, mendapati sahabatku, Lisa yang baru tiba.

"Nggak, kok," balasku.

Lisa lalu duduk di hadapanku, meminum lemon tea yang telah kupesankan untuknya.

"Itu muka kenapa kusut?" tanya Lisa.

"Esok udah nggak pernah hubungi aku."

"Esok?"

"Dia menjauh." Aku menunduk, membiarkan buliran bening itu keluar membasahi pipi. Pertahanan ku runtuh.

Langit sore ikut andil dengan perasaanku. Tidak ada semburat jingga yang terpancar. Sudut-sudut cafe pun mulai penuh sesak oleh orang-orang yang sekadar berteduh dari lebatnya tangisan di luar.


"Mungkin ini memang yang terbaik untuk kalian."

"Tapi bukan akhir seperti ini yang aku inginkan, Lis."

"Jangan egois, Ra. Kamu sendiri yang bilang tidak ingin menjadi pelampiasan, 'kan?"

Aku mengangguk membenarkan perkataan Lisa. Paling tidak kini aku tahu, bahwa Esok tak selamanya mendampingiku. Mungkin kini sinarnya redup. Tak apa. Pelangi masih bisa datang di gelapnya langit sekalipun.


-end-

Sabtu, 07 Juli 2018

BACA! Cara Membuat Ending Ceritamu Menarik dan Konsisten

Hallo, kali ini saya akan membawa secuil materi tentang ending. Kalian tentunya sudah tahu apa itu ending. Kamu tipe orang yang suka dengan ending happy, sad, atau menggantung?


Well, kali ini kita akan Mengeksekusi ending dalam cerita (prosa fiksi).



Ending ternyata adalah bagian terpenting. Umumnya orang akan cari tau endingnya dulu. Baru mikir buat baca keseluruhan.

Ending yang buru-buru, gagap, terlalu menukik
Akan bikin cerita seolah dibikin prematur (kecepetan di akhir).


๐Ÿ’จIni beberapa cara membuat ending๐Ÿ’จ
1. Buat ending dimana alur cerita dan benang karakter disimpulkan dengan benar.

Tidak ada dugaan dan tidak ada pertanyaan . Nasib semua karakter diketahui dengan jelas. Contoh yang paling mudah adalah misteri. Meskipun misteri ditutupi ketegangan, tapi reader tahu klimaks cerita atau tokoh2 itu nasibnya gimana. Biasanya ada 1 tokoh si pengungkap. Ending yang bisa dilihat

Mungkin ada yang pernah baca
Stephen donaldson.


2. Ending tanpa penyelesaian

Lawan poin 1
Plot dibiarkan ngambang
Tidak selesai. Nasib karakter gak diketahui
Walau telah dijabarkan, ini membiarkan reader berspekulasi. Umumnya ending model begini dibuat untuk ada sekuelnya.

Contohnya sih
Novel si harry potter. Hampir endingnya menggantung. Wajar
Karena ada sekuelnya.

3. Ending yag tersirat
Ini ending yang paling ingin dikerjakan oleh saya danpenulis umumnya.  Karena bisa bikin pembaca frustasi. Beda dengan menggantung

Ending ini sebenarnya sudah menyisipkan logika dan pesan. Kayak kamu sudah tau siapa dan apa atau bagaimana. Tapi
Mendadak ending tanpa dikasih tau bener gak sih pikiranmu


Pertanyaan reader kurang lebih gini :

Eh kayaknya dia deh

Tapi ... gak da jawaban

Eh dia kan minum racun
Kayaknya mati deh


Tapi gak diberitahukan mati atau tidak

Kalau liat dari bukti buktinya
Pasti dia


Lagi lagi gak diberi jawahan

Hanya ada logika ata premis. Tapi tidak.jawaban.


4. Twist ending
Disini, intinya penulis membuat ending tak terduga. Dari semua logika Taunya endingnya beda. Buku fight club.contohnya


5. Ending yang mengikat kembali Atau tie back
Disini
Penulis membuat ending dimana mulai dan akhirnya ditulis dengan cara yang sama.
Akhir cerita justru sudah diungkap di awal
Kemudian berlanjut rincian sampai di akhir

Buat penulis pemula ini bisa diapakai.

Jadi ending udah diceritakan dahulu. Walau ketegangannya minim, tapi asal ngolahnya pas maka cerita akan menarik


6. Bola kristal
Ending begini penulis akan menceritakan si karakter maju ke depan (beberapa hari sebelum atau beberapa tahun sebelum). Cara umum menulis ending bola kristal adalah penggunaan epilog.

Harry potter edisi the deathly hallow. Dmana epilog di set 19 tahun setelah inti cerita

Biasanya banyak yang masih kurang memahami point 6 ini. Namun, menurut saya ini hampir sama kayak ngeflashback dan ditaruh dibagian akhir (epilog)


Kalau di indo
Cuma mengenal 3 role ending
-Happy
Ending
- Sad ending
- Cliffhanger ending
Cliffhanger ending
Disini penulis sengaja menggantung ending
Pembaca dibiarkan menafsirkan kelanjutannya


*materi dari Teras Kata-See Tea

Selasa, 08 Mei 2018

Tips Brainstorming Ide Cerita Bagi Pemula

tips ketika ketemu ide

Kalian pasti pernah mengalami yang namanya dapat ide, lalu pas mau ditulis hilang? Nah, begitupun saya. Sering kali ide-ide itu datang di saat yang tidak tepat ehehe. Namun, bukan berarti ide tak menyebar. Sebenarnya saya kesel kalau ada yang bilang, nggak ada ide nih atau belum ketemu ide.

Plis, gaes ... ide ada di mana-mana. Dari barang dan hal sekecil apa pun, ide itu pasti tercipta. Tapi kalau emang kalian lagi stuck, istirahatlah. Coba refresh sejenak pikiran kalian biar ide itu lebih mudah masuk. Yuk, langsung aja kita pembahasannya:


1. Saat ketemu ide
Tentukan kamu mau pake pov berapa.
Pov 1
Ini seperti kamu menulis diari

Pov 2
Kamu seperti Tuhan

Pov 3
Kamu bebas mau jadi apa aja
Di banyak tokoh (lebih dari 1 tokoh)

Mantapkan pov nya dulu


2. Tentukan setting
Setting ini Bisa aja waktu, Bisa aja lokasi.

Misal,
Mau dibikin setting sepanjang siang kah

Atau
Setting di pantai
Dan kalian lukiskan dengan segudang diksi seputar pantai


3. Alur
Mau pakai alur apa

Majuuuu
Mundurrrr (gagal move on)
Maju mundur (pastikan perpindahannya jelas)


3 itu utama yang kudu kalian renungkan. 3 itu mantap

Perkara kerangka
Sinopsis
Apa pun

Ngalir aja

Ini versi artikel di luar ya
Saya baca dari aplikasi medium


Setting yang didasari waktu

Perbandingan cerpen dan novel adalah 1:3


Protagonis

Ini tokoh utama (umumnya begitu). Protagonis itu tokoh yg pro terhadap alur, memang kebanyakan baik tapi itu bukan patokan. Karrna prosa adalah main character


Dialah yang menentukan akan dibawa dan akan diselesaikan bagainana konfliknya. Protagonis ini tokoh utama
Alias pemegang cerita.

Buat ketegangannya dalam waktu tak lama. Untuk membangun ketegangan

Buat pertanyaan dari.kisahmu sebelum.masuk pada ketegangan. Saat seperti ini

Buat banyak pertanyaan
Posisikan sebagai reader. Posisikan dirimu sebagai si tokoh.

misal,
Apa dia marah kalau aku menolak.
Imajinasikan. Apa pun.jawabanmu
Itulah jalan ceritanya


Hanya ada dua gagasan ending untuk cerpen:

1. Tuntas dengan kejutan
2. Tanda tanya


Tips bikin plot twist
Pilih ya

1. Datangkan tokoh baru tak terduga.
Tokoh baru ini harus punya peran penting di dekat ending

Dan bisa jadi
Dialah si penyelesai masalah


2. Bangun setting baru


3. Jadikan yang tak berguna menjadi penting. Tidak hanya tokoh ya. Prilaku tak penting
Jadikan kunci

misal,

Si tokoh suka membawa diari dan menulis. Si tokoh suka membawa diari dan menulis. Di ending
Taunya itu buku isinya draft cara membunuh. Tapi
Fokuskan cerita pada yang lain. Abaikan ttg si buku
Kecuali saat akan dibikin twist. Cukup sesekali saja gambarkan tokoh dengan bukunya





CATATAN 3
Tips Brainstorming Ide Cerita

Dalam bahasa Inggris, brainstorm memiliki makna ilham. Sedangkan, brainstorming bermakna pengungkapan pendapat. Dalam hail ini, brainstorming ide cerita adalah metode pengumpulan ide untuk mendapatkan satu cerita yang utuh.

Banyak penulis tidak sadar bahwa metode brainstorming sangat penting ketika memutuskan memulai menulis cerita baru. Brainstorming sangat berguna untuk menjaga ambisi agar tetap fokus pada poin-poin utama cerita hingga bisa menyelesaikannya sesuai struktur yang telah disusun sebelumnya hingga akhir. Seringnya, di tengah jalan penulis diinterupsi dengan ide atau imajinasi lain di luar ide asli.


Tips brainstorming:

1. Persiapan
Sebelum bersiap untuk brainstorming ide cerita, persiapkan terlebih dahulu hal yang nanti akan menuntun mencari ide. Seperti misalnya, genre apa yang ingin dituliskan, apakah teenlit, chicklit, young adult, fantasi, historical romance, horor, misteri, dsb. Berikan alasan kenapa ingin menulis genre itu.


2. Perhatikan sekitar.
Ide ada di mana-mana. Bahkan, dimulai dari bangun tidur, ide sudah bermunculan di sekitar. Hanya saja, apakah kepekaan kita bisa menangkap sinyal ide tersebut? Latihlah kepekaan untuk bisa melihat apa yang kamu lihat, mendengar apa yang didengar, dan mengingatnya dengan baik. Suatu saat, ketika sedang merenungkan cerita di sela-sela menulis, apa yang dilihat tersebut akan berguna menjadi bagian dalam cerita. Nyatanya, beberapa persen dari cerita fiksi adalah hasil dari memori pribadi penulis.


3. Selalu membawa buku catatan.
Ide selalu datang tak terduga kapan pun dan di mana pun. Di toilet ketika sedang mandi, di dapur ketika sedang memasak, di kantin kantor saat sedang makan siang, dsb. Selalu siaplah menangkap ide yang datang karena ide pergi secepat ia datang. Ide bisa saja diingat saat ini, tapi beberapa menit kemudian ide akan terlupakan begitu saja. Kalau membawa note saja repot, gunakan aplikasi yang ada di ponsel untuk mencatat apa pun yang datang dalam pikiran. Seperti misalnya aplikasi evernote, WPS, atau bahkan keep di line.


4. Buatlah daftar beberapa ide.
Hampir sebagian besar penulis tidak akan berhenti hanya dengan satu ide saja. Meski ide itu datang tiba-tiba di tengah tengah merenungkan ide lain. Membuat daftar beberapa ide yang muncul hampir bersamaan akan membantu mengidentifikasi ide cerita mana yang memungkian dan paling berpotensial untuk dikembangkan menjadi sebuah cerita. Buatlkah daftar dan baca lagi keseluruhan ide yang didapat, lalu renungkan ide mana yang bisa dipakai.


5. Ingatlah, tidak ada kata "ide buruk".
Semua ide yang bisa dikelola menjadi sebuah cerita adalah ide yang patut untuk dipertimbangkan. Ide yang dilabeli buruk bukan berarti memang benar-benar buruk. Hanya saja, ide itu perlu diperkuat kehadirannya dengan mencari alasan kenapa ide itu ada dan ditunjang dengan riset.


6. Beri alasan ide yang digunakan.
Setiap ide yang hadir dan masuk pertimbangan untuk dikembangkan memiliki alasan. Seperti misalnya, mengikuti tren pasar. Sebagian kecilnya, penerbit memang selalu menilai cerita yang akan dilamarnya berdasarkan pasar yang sedang tren kala itu. Tapi, tidak juga mengesampingkan faktor keunikan ide yang digambarkan penulis dalam ceritanya. Secara umumnya, alasan itu yang muncul ketika ide diciptakan. Nyatanya, alasan itu tidak bisa membantu banyak.
Seperti yang dijelaskan di materi Ide Cerita. Carilah alasan ide dari strukturalisme cerita. Contohnya, ide itu dipakai karena ingin mencapai tujuan karakter untuk menyelesaikan masalah tertentu. Atau ingin memecahkan konflik yang saat ini sedang santer dibahas melalau riset. Atau ingin membuktikan sesuatu yang kata orang tidak bisa dilakukan.
Ketika ide itu memiliki alasan, tidak ada jalan untuk keluar dari fokus cerita yang telah ditetapkan meski ide lain yang bahkan lebih bagus dari ide yang dipakai berkeliaran di pikiran.


7. Berbicaralah dengan teman yang sesuai dengan ide.
Bagian penting lainnya dari brainstorming ide adalah berbicara dengan teman sesama penulis, editor, teman yang memiliki level imajinasi yang sama, orang yang berprofesi sama dengan tokoh cerita yang dituliskan, atau siapa pun yang bisa membantu membangun ide. Utarakan ide yang akan dikembangkan dan mintalah pendapat tentang itu. Bertukar pikiran dengan meraka akan sangat membantu.


8. Temukan cara untuk mencari ide.
Tiap-tiap penulis memiliki cara tersendiri untuk menghimpun ide. Ada yang mendapatkan inspirasi ide cerita hanya dari mendengarkan musik. Ada juga yang menonton film demi mendapatkan ide, berjalan-jalan, membaca buku, atau bahkan hanya dengan melamun saja sudah memunculkan ide. Temukan cara itu yang paling bisa menginspirasi untuk menghimpun ide.


CATATAN 4
BAHASA LISAN DAN TULISAN

Bahasa lisan yang dimaksud adalah kalimat yang diucapkan. Bahasa lisan terbagi menjadi standar dan nonstandar. Bahasa lisan standar contohnya seperti dalam pidato. perkuliahan, ceramah, dll. Sedangkan, bahasa lisan nonstandar contohnya seperti percakapan antarteman, di pasar, dalam kesempatan nonformal lainnya, dan sejenisnya.

Bahasa tulisan bahasa yang tertulis atau tercetak. Bahasa tulisan pun terbagi menjadi standar dan nonstandar. Yang termasuk standar adalah bahasa tulisan dalam buku-buku pelajaran, teks, surat kabar, poster, iklan, dll. Sedangkan bahasa tulisan nonstandar seperti majalah remaja, iklan, poster, dsb.

Dalam bahasa lisan dan tulisan terdapat perbedaan yang mencolok antara sistuasi dan kondisi kepopuleran suatu kalimat dalam masyarakat. Seperti halnya, setiap wilayah suatu daerah memiliki bahasa dan mengucapan terhadap sesuatu yang berbeda-beda.

Ciri-ciri bahasa lisan:
1. Memerlukan orang kedua atau objek lainnya untuk melakukan percakapan.
2. Bahasa yang dipakai tergantung situasi, kondisi, ruang, dan waktu.
3. Tidak harus memperhatikan unsur gramatikal.
4. Berlangsung cepat.
5. Dapat dilakukan tanpa alat bantu.
6. Membutuhkan intonasi, bahasa tubuh, dan mimik wajah.

Ciri-ciri bahasa tulisan:
1. Tidak memerlukan orang kedua atau objek lainnya.
2. Tidak terpaku pada kondisi, situasi, ruang, dan waktu.
3. Harus memperhatikan unsur gramatikal, tata bahasa, dan eyd.
4. Berlangsung lambat.
5. Selalu memakai media, seperti, buku catatan, komputer, atau media elektronik lainnya.
6. Hanya perlu deskripsi untuk menwakili ekspresi intonasi, bahasa tubuh, dan mimik wajah.

Contoh perbedaan bahasa lisan dan bahasa tulisan:
1. Berdasarkan tata bahasa:
Ragam bahasa lisan:
- Ayah lagi baca koran.
- Gorong-gorong itu ada untuk mencegah banjir.
- Saya akan tanyakan soal itu.
Ragam bahasa tulisan:
- Ayah sedang baca koran/surat kabar.
- Gorong-gorong itu dibangun untuk mencegah datangnya banjir.
- Akan saya tanyakan soal itu.

2. Berdasarkan kosa kata:
Ragam bahsa lisan:
- Susi mau beli hape baru.
- Ibu bilang ayah akan pulang telat.
- Kita harus bikin struktur organisasi baru.
Ragam bahasa tulisan:
- Susi ingin membeli ponsel baru.
- Ibu mengatakan ayah akan pulang terlambat.
- Kita harus membuat struktur organisasi baru.



Nah, itulah sekilas tentang ide yang saya bagi. Betewe, materi ini saya gabung dari sesepuh saya, kak See Tea dan kak Gita di grup novel.

Jumat, 04 Mei 2018

Arus Kehilangan

Arus Kehilangan

Aku sempat terhenyak dalam mimpi semu. Bahkan tentang kehilangan, aku pun melupakannya. Rasaku telah larut dalam pesonamu hingga aku lupa tak memiliki hatimu. Awalnya aku senang, kamu memilih berjalan maju denganku. Namun, itu tak berlangsung lama. Kamu memilih berputar kembali ke belakang tanpa mau meneruskan jalan lurus ke depan bersamaku.
Inilah yang aku takutkan. Waktunya ‘lah tiba. Jarak itu perlahan membentang memisahkan kita; menjauh. Kisah ini mengalir terbawa emosi yang menggebu. Aku sudah kalah, kenanganku hanyut dalam lubang tak kasat mata.


-CatatanKita

Sabtu, 17 Februari 2018

Sinopsis dan outline- Iyesari (My Happy Ending) part 1

RANGKUMAN SHARING WITH AUTHOR
Materi Sinopsis dan Outline - Iyesari

Hallo, kali ini saya akan bawa secarik sharing dari kak Iyesari waktu ngasih wejangan di grup novel. Siapa tahu beberapa pertanyaan mewakili apa yang sedang kamu cari ๐Ÿ˜Š


Q: Gimana sih caranya bikin sinopsis yang menarik?
A: Sinopsis yaaa. Heeum... sebenernya, buat sinopsis yang menarik tergantung dari ide dulu. Kira-kira, orang-orang pada suka atau nggak dengan ide kita? Apa sih yang dicari oleh orang, mereka suka cerita yang gimana. Yang pasti, orang bakalan suka dengan cerita yang nggak pasaran. Nah, untuk buat sinopsisnya jadi makin menarik, pertama kalian harus pandai bercerita, buat orang-orang yang mendengar cerita kalian penasaran. Misal. Dengan karakter masing-masing tokoh. Ceritain aja dulu gimana karakter cowoknya, kayak misal lagi. Si Edgar, duda ganteng yang punya anak semata wayang berumur delapan tahun dan belum menikah lagi sejak istrinya meninggal. Buat orang penasaran, kenapa sih dia nggak nikah lagi? Apa sih, yang buat si Edgar ini jadi sosok yang menarik? Karena dia romantis, dan to the point yang langsung bikin meleleh. Naah, itu kuncinya, buat pembaca jatuh cinta terlebih dahulu dengan karakter cowoknya.

Q: Buat cerita yang nggak mainstream?
A: Kalau kakak sih biasanya, abis baca novel atau cerita orang di wattpad atau di mana pun itu dan kakak suka banget sampai pengen terus baca biar pun udah tamat. Kakak suka kedapetan ide pengen buat cerita yang sama. Tp kakak nggak mau sama persis, jadi kakak buat berbeda. Keinginan pengen buat cerita yang berbeda itulah yang bikin ide cerita antimainstream itu muncul. Naaah, kayak Abi. Karakternya yang menyebalkan ngebuat pembaca jadi sebel dan memaki” Abi. Itu salah satu cara kakak memancing pembaca untuk jatuh cinta sama cerita kakak

Q: Berarti menitik beratkan point pada tokoh utama pria sehingga memikat pembaca penasaran ya?
A: Nggak harus tokoh cowok, kk cuma kasih contoh td. Hahahaha... bisa jadi tokoh wanitanya juga. Cuma kalau untuk cerita romance, kebanyakan ya tokoh cowoklah yang memikat

Q: Jdi penekanannya ada pada karakter dulu kak?
A: Iyaaa... sebelum kalian buat cerita. Kalian harus kenalan dulu sma tokoh-tokoh kalian. Entah itu dari tinggi badan, berat badan, rambutnya lurus atau keriting, giginya gingsul atau nggak, kebiasaannya, hobinya, dll. Setelah kalian kenal tokoh kalian. Cerita kalian bisa mengalir dengan sendirinya.

Q: Kalo nama sama karakter harus disinkronkan atau enggak, kak?
A: Nggak kok. Nama mah bebas aja mau kasih nama apa aja. Nggak harus sama dengan karakter. Kecuali kalau kamu pengen buat sifat orangnya sama kayak namanya. Misalnya namanya Bara, sifatnya keras kepala kayak batu bara. Heheheh. NahC itu terserah kalian.

Q: Biar alurnya tetep jalan atau ngalir gimana kak?
A: Pakai outline biar nggak nyasar. Jd dr awal udah disusun ceritanya. Intinya aja dulu disusun, nanti poin-poin kecilnya bisa kalian sesuaikan dengan intinya.

Q: Mau nanya yang agak berat ah. Kalau outline sendiri gimana, Kak? Cara menyusun tiap babnya agar menarik. Biasanya kan kalau baca cerita ada bab-bab tertentu yang bikin bosan. Bikin konflik yang wow itu gimana, kak? Aku masih rada susah dikonfliknya. Misalnya kak, bila saat membuat outline. Kita bingung mau buat konflik apa dengan klimaks seperti apa. Gimana cara nemu idenya ya.
A: Ini pertanyaan yang sudah dijawab. Kalian harus praktek dulu, nanti baru bisa ketemu sela-sela di mana kalian harus buat konflik, dimana kalian harus masukin part yang tidak membosankan dan lain-lain. Soalnya, penemuan ide dan outline orang” itu berbeda”.

Q: Kadang outline udah disusun. Pada bab ke 7/8 kan udah mulai konflik diperuncing. Tapi, tiba-tiba bingung. Buat outline dulu baru sinopsis kan kak?
A: Sinopsis dulu baru outline. Kakak juga sering ngalamin adanya perubahan itu, tapi ya usahain masih nyambung sama outline bab berikutnya. Jgn sampai perubhan itu malah ngerubah keseluruhan cerita.

Q: Eung, aku bingung gimana ngembangin sinopsis menjadi outline. Di outline, Kakak nulis detail cerita di bab itu, atau inti-inti konflik yang ada di bab itu?
A: Enggak, intinya aja. Nah, untuk mengisi inti-intinya itu harus menyulam benang-benang lagi. Hahah.

Q: Huaa. Aku rawan plot hole, Kak. Kakak pernah ngalami terjebak plot hole? Atau kakak punya cara buat ngehindarin hal itu?
A: Sering dong... hahaha, kadang apa yang kita lihat dan dengar bisa kita sisipkan ke dalam plot itu. Misalnya ya pengalaman pribadi, atau cerita” orang, atau kejadian disekitar kita. Kebanyakan kakak nulis curhatan orang. Atau misal kita benci bgt sama org ya kita masukin namanya di dalam cerita itu dan dijadiin tokoh paling menyebalkan. Hahaha.

Q: Nah, gimana tuh, Kak? Sulit nggak nulis curhatan orang?
A: Nggak, masukin yang penting-penting aja. Yang penting kita pinter milih kata.

Q: Kak, pernah bikin cerita yang sebagiannya ngambil dari kisah nyata nggak? Gimana caranya nulisinnya?
A: Kalo sebagian pernah. Tokoh Almira itu kakak ambil karakternya dari keponakan kakak yang dulu sekolah bareng. Apa yang Almira alami sama Rianti, itu emang beneran terjafi di kehidupan nyata. Ya itu kejadian sama keponakan kakak itu. Cuma krakter dan penjabaran orangnya aja kok. Sama kisahnya temennya yang irian dan suka ngefitnah.

Q: Ada kesusahan sndiri gak kak?  Nulis kisah nyata orang?
A: Pastinya ada. Kita butuh riset dan sumber, karena kita nulis kisah nyata kita harus pastiin seting lokasinya beneran ada atau nggak, kondisi di lokasinya gimana. Misalnya. Kakak buat kisah jyata tahun 60an. Kakak harus nyari tahu di tahun itu bentuk kotanya kayak gimana, baju orang”nya, cara ngomong orang”nya dan masih banyak lain lagi. Butuh banyak banget riset dan mengsinkronasikan cerita dengan keadaan nyata. Kalau kisah nyatanya cuma berdasarkan curhatan orang sih nggak masalah, cuma butuh penjabaran yang jangan sampai ketahuan itu curhatan orang. Hihihi.

Q: Btw, sharing nulis cerita fantasi aja dah, Kak. Di sini banyak yang bikin cerita fantasi. Nyari inspirasi gimana, Kak?
A: Untuk cerita fantasy ya? Pastinya butuh riset. Sesuain sama cerita yang pengen kalian buat. Kalau kakak buat nama Kyran dan Naina kemarin, bener” nyari nama orang Persia dan Turki. Dan bener” dicari artinya untuk disesuaikan sama karakter. Biar sama aja gitu dan masuk di akal.

Q: Riset tempatnya yang agak ribet, Kak.
A: Sekarang ada mbah goggle yang memudahkan kok. Kakak nggak pernah ke kalimantan, tapi kk bisa bayangin gimana keadaannya dg bertanya ke orang dan liat goggle.

Q: Kalo latarnya luar negeri agak susah cari yang lebih mendetail.
A: Kalo di luar negeri, sama juga kok. Banyak” nonton film yang settingnya di luar dan ya searching jg di goggle. Kakak buat cerita di Korea, nggak pernah ke sana tapi nyari tempat” yang pengen kita masukin.

Q: Tips, kak. Biar bisa tembus penerbit.
A: Pastiin sinopsis dan ceritanya pantas masuk pasaran. Sinopsis dulu. Kalau udah bener baru lanjut ke outline.

Q: Ehh, iya. Kalau pas stuck, biasanya ngapain biar bisa ada mood nulis lagi, Kak?
A: Kalau kakak sih.Dengerin musik yang cocok sama cerita yang lagi dibuat. Sambil dibayangin tiap adegan yang bakal dilanjut. Kadang di dalam mobil, kedengeran musik yang pas, sekelebat bayangan adegan lanjutan cerita masuk ke dalam kepala. Kakak sih, lebih ke musik buat balikin mood.

Q: Aku selalu jatuh hati ke karakter cowok yang Kak Iye bentuk. Seolah hidup gitu. Walaupun di atas tadi udah bahas, tapi masih belum ngeuh, gimana nguatin karakter. Itu bagian yang bikin aku pengen nangis pas nulis.
A: Caranya, Rora jatuh cinta sama cowok yang kayak gimana sih? Kalau kakak biasanya selalu dibayangin, iiihh rasanya romantis kali ya kalau ada cowok yang kesannya cuek tapi diam” merhatiin. Nggak pernah mandangin kita, tapi dia tau ada tahi lalat di bawah mata. Itu sweet banget. Hahahaha... ya kayak gitulah, buat karakter itu seperti cowok impian kamu.

Pesan:
Intinya sih. Untuk menemukan plot yang pas, kalian bener-bener harus muter otak. Kalau misal kita buat alurnya gini, sinkron nggak sama kelanjutannya? Atau kalau misal kita masukin adegan ini, pembaca bakal penasaran nggak ya? Kalau kakak sih. Abis ngebayangin dan mutar otak selalu cekikikan sendiri karena ngebayangin reaksi pembaca kalau misal ceritanya kakak buat begini atau begitu. Pastinya, kakak selalu mikirin reaksi pembaca, dan keseimbangan ceritanya juga.

Minggu, 21 Januari 2018

Kesalahan Saat Memaknai Kata yang Sering terjadi

KESALAHAN KARENA KELIRU MEMAKNAI KATA


Banyak beberapa cerita yang saya baca memiliki kekeliruan dalam memaknai kata. Entah itu disengaja, atau memang tak tahu. Umumnya, saya sering menemukan pada kata bergeming. Biasanya sebelum kata tersebut dituliskan kata 'diam'. Padahal bergeming itu sama juga dengan diam. Yuk, mari kita pahami bersama.



1. Emosi
'Emosi' adalah salah satu kata yang mengalami penyempitan makna. Selama ini, 'emosi' hampir selalu hanya identik dengan rasa marah ang meluap-luap. Kita tidak pernah sadar bahwa ternyata rasa senang, sedih, bahkan cinta juga bagian dari emosi karena menurut KBBI, 'emosi' adalah luapan perasaan yang berkembang dan surut dalam waktu singkat. Maka dari itu, bisa disimpulkan bahwa 'emosi' tidak hanya untuk kemarahan saja, tetapi juga seluruh perasaan yang kita rasakan.

2. Acuh dan Tak Acuh
Kata 'acuh' seringkali dimaknai sebagai ketidakpedulian oleh sebagian besar orang. Padahal, makna sebenarnya adalah sebaliknya, yaitu peduli atau mengindahkan. Jadi, jika ada orang yang berkata "Dia seringkali mengacuhkan saya" itu berarti orang tersebut memedulikannya.

3. Merubah dan Mengubah
Kesalahan ini barangkali disebabkan karena ada kata 'berubah'. Jadi kita mengambil kesimpulan bahwa 'merubah' dan 'dirubah adalah kata yang baku. Padahal, seharusnya yang kita pakai adalah 'mengubah' dan 'diubah'.

4. Absen
Kata 'absen' disalahartikan sebagai ketidakhadiran dan 'absensi' sebagai tanda kehadiran. tapi, kata-kata tersebut justru bermakna sebaliknya. Menurut KBBI, 'absen' berarti tidak masuk atau tidak hadir, sedangkan 'absensi' memiliki makna ketidakhadiran. Jadi, seharusnya tidak ada lagi kalimat, "Titip absen, ya" tapi "Titip absensi, ya".

5. Anarkis
Penggunaan kata 'anarkis' di Indonesia juga mengalami penyempitan makna. Kata ini sering dikaitkan dengan kekacauan, keributan, kekerasan serta kegiatan unjuk rasa. Padahal, makna 'anarkis' sendiri belum tentu ada hubungannya dengan kekerasan dan kekacauan. 'Anarkis' adalah sebutan untuk penganut paham anarkisme, dan anarkisme sendiri sebenarnya adalah sebuah ajaran (paham) politik yang menentang setiap kekuatan negara; teori politik yang tidak menyukai adanya pemerintahan dan undang-undang. Namun, yang patut dicatat adalah walaupun paham politik ini menentang eksistensi negara/pemerintah, mereka tidak lantas ingin menciptakan kekacauan. Justru mereka menganut paham ini karena percaya bahwa anarki akan membawa kedamaian pada masyarakat.

6. Seronok
Selama ini, kata 'seronok' identik dengan pakaian yang terbuka, seksi, dan kurang sopan. Ternyata dalam KBBI, kata 'seronok' itu berarti sesuatu yang menyenangkan hati, sedap dilihat, dan juga nikmat untuk didengar. Jadi, kalimat "Bajumu seronok sekali" itu berarti bajumu bagus sekali.

7. Senonoh
'Senonoh' dalam KBBI berarti tidak terpuji. Namun, kita sering membaca di media misalnya "Perbuatan tidak senonoh itu dilakukan oknum polisi". Jadi, kita cukup menggunakan 'perbuatan senonoh' untuk merujuk ke pengertian 'perbuatan tidak terpuji'.

8. Wacana
Kata 'wacana' sering digunakan untuk menggambarkan sebuah rencana yang gagal terjadi atau sebuah omong kosong belaka. Namun, dalam KBBI kata ini memiliki makna yang bertolak belakang dengan yang selama ini dimaksudkan. Dalam KBBI, 'wacana' berarti komunikasi verbal; percakapan. Atau dapat juga diartikan keseluruhan tutur yang merupakan suatu kesatuan. Kata 'wacana' memang berarti percakapan dalam bentuk verbal. Namun, percakapan yang dimaksudkan biasanya berupa khotbah, pidato, atau diskusi.

9. Cek Kosong
Mungkin selama ini banyak yang mengira 'cek kosong' adalah selembar kertas cek yang diberikan oleh seseorang dan kita bebas mengisi nominal sesuai keinginan. Jika kita mencari makna 'cek kosong' dalam kamus atau tesaurus, kita tidak akan menemukan makna yang selama ini dipahami kebanyakan orang. Menurut KBBI, 'cek kosong' adalah cek yang tidak dapat diuangkan karena uang yang disimpan di bank yang dimaksud sudah tidak ada lagi. Jika maksudnya adalah cek yang jumlah nominalnya ditentukan oleh kemauan sang penarik sendiri, kita bisa menggunakan kata 'cek blanko'. Mungkin ini masih ada hubungannya dengan kata 'blank check' dalam bahasa inggris.

10. Sekelumit
Kata 'sekelumit' juga sering diartikan sebagai keruwetan atau kerumitan yang identik dengan hal-hal yang menyusahkan. Namun, kata 'sekelumit' ini sebenarnya memiliki makna yang sama sekali tidak membuat rumit. 'Sekelumit dalam KBBI adalah sebuah adjektiva yang memiliki makna 'sedikit sekali'. Sangat jauh berbeda dengan makna yang selama ini kita pahami. Setelah kita memahami makna 'sekelumit' tersebut, tentu kita akan tersenyum jika mendengar atau membaca kalimat "Sekelumit masalah ini membuat saya hampi putus asa". Masalahnya, hanya sedikit kenapa bisa putus asa?

11. Negeri Jiran
Sebagian besar orang mengira bahwa 'negeri jiran' itu adalah Malaysia. Padahal, 'negeri jiran' bermakna negara tetangga. hal ini berarti 'negari jiran' Indonesia tidak hanya Malaysia, tetapi juga Singapura, Brunei Darussalam, Timor Leste, Australia bahkan Papua Nugini.

12. Terlanjur dan Telanjur
Tidak banyak yang tahu bahwa 'terlanjur' dan 'telanjur' memiliki makna yang berbeda. Kata 'terlanjur' dapat dimaknai; terdorong untuk melakukan atau mengucapkan sesuatu dengan tidak sengaja. Sedangkan menurut KBBI, 'telanjur' memiliki arti (1) terlewat batas dari tujuan; (2) sudah terlampau banyak; (3) sudah terlambat sehingga sukar untuk ditarik kembali. Jadi, kalimat "Saya terlanjur sayang" dan kalimat "Saya telanjur sayang" memiliki makna berbeda. Kalimat pertama bermakna dia tidak sengaja menyayangi seseorang dan kalimat kedua bermakna dia terlalu/sangat menyayangi orang itu.

13. Bergeming
Orang-orang sering menggunakan ini untuk sesuatu yang diam. Misalnya kalimat "Dia hanya diam membisu, tidak bergeming sedikit pun". Jika kita mengetahui bahwa arti dari 'bergeming' sebenarnya adalah diam, tentu kita akan bingung sendiri membaca kalimat itu; "Dia hanya diam membisu, tidak diam sedikit pun". Kalimat yang aneh, bukan?


Semoga bermanfaat.
Cr: best writer to be

Cara menuliskan flashback dalam cerita


Pernah baca karyanya Stephen King? Ini kuambilkan pelajaran dari King, ya. Tapi, umumnya penulisan flashback itu sama.
Jadi, ada tiga cara yang bisa dipakai:

1. Dialog
Menuliskan alur flashback melalui percakapan para karakter, bisa dialog dengan karakter lain atau monolog. Biasanya, cara dialog dipakai untuk menceritakan latar belakang pengalaman/masa lalu seseorang. Contoh:

...
Aku mengingat sepuluh tahun lalu saat hubunganku dengan Kris putus dengan adanya Mandy.
***
"Apa ini, Rein? Jangan bilang itu punyamu karena katanya kau anak tunggal," tanyanya curiga.
"Oh, itu punya Mandy," jawabku sambi melirik gambar yang dipegangnya.
"Siapa Mandy?"
"Mandy? Tentu saja ia putri... putri pengasuhku dulu," bohongku
"Kenapa di kertas ini ada tulisan 'I love you, Daddy Rein. Mandy'? Jangan bohong padaku, Rein!"
Aku sudah tidak bisa menyembunyikannya lagi. "Ya, baiklah. Mandy memang putriku. Apa kau puas?"
(flashback: italic)
***

Di contoh, ini flashback cerita ke masa lalu si Aku yang putus dari pacarnya.

2. Deskripsi
Menuliskan alur flashback dengan cara menceritakan kronologinya pada masa kini. Sederhananya, saat ini tokoh sedang menceritakan perihal masa lalunya. Contoh:

Aku menceritakan kepada Mandy bagaimana aku dulu bisa sampai berpisah dengan Kris, gadis semasa kuliah yang kupikir kucintai. Saat itu, aku berkencan dengannya. Kami tengah asyik makan malam romantis di restoran yang sudah kupesan jauh-jauh hari. Lalu, aku pamit ke toilet padanya. Ketika aku kembali ke meja kami, dia langsung menunjukkan ponselku yang berisi pesan ibuku, memberitahuku kalau Mandy rewel dan ingin ayahnya segera pulang. Tanpa banyak berkomentar, Kris memutuskanku karena dia merasa kubohongi mengenai Mandy. Putri kesayanganku.

Di contoh ini, setting waktunya masa kini. Si Aku bercerita tentang masa lalunya yang putus dengan Kris.

3. Narasi
Menuliskan alur flashback dengan cara transisi ke masa lalu dan menarasikan kronologi di masa lampau. Sederhananya, ini flashback kronologi langsung di masa lalu. Contoh:

...
Aku mengingat sepuluh tahun lalu saat hubunganku dengan Kris putus dengan adanya Mandy.
***
Kurasa rencanaku untuk membuat kejutan ini sukses. Kris sangat menyukai restoran yang kupesan jauh-jauh hari. Tapi, di tengah-tengah makan malam romantis kami, aku merasakan dorongan ingin buang air kecil, lalu aku berpamitan pada Kris untuk ke toilet.
Aku menghela napas. Lega sekali rasanya. Kantung kemihku terasa penuh sejak tadi karena gugup. Aku segera mencuci tangan dan kembali ke meja kami.
Aku mengerutkan kening saat melihat Kris memegang ponselku dengan ekspresi marah. Kenapa ponselku ada di tangannya?
Saat kutanyakan padanya, Kris meneriakiku tukang pembohong setelah menunjukkan isi pesan ibuku yang memberitahukan kalau Kris tengah rewel dan menginginkanku segera pulang.
Aku tidak bisa menghindari tuduhan Kris lagi. Aku memang pria yang memiliki putri berusia tiga tahun. Kris tidak bisa menerima itu. Dia memutusan hubungan kami setelahnya.
(flashback: italic)
***

Di contoh ini, flashback ke masa lalu si Aku yang saat itu, di masa lalu, putus dengan pacarnya.



Semoga bermanfaat ๐Ÿ˜Š
Cr : grup best writer

Mengulang Elipsis bagi Pemula

Hallo, pasti sudah tidak asing lagi dengan elipsis . Setelah kemarin aku post tentang elipsis, asportof dan separator , kini aku bakal m...