Rabu, 10 Mei 2017

Rapuh

Aku yang pernah berharap lebih. Kini mencoba berhenti karena letih. Dalam kesunyian malam yang menemani. Aku berharap semua hanya mimpi. Sungguh, kecewa itu kini jauh bertambah seiring berjalannya waktu. Aku tak menyalahkan dia, ataupun takdir. Aku hanya berharap pada waktu ubtuk segera menyembuhkan luka itu. Luka dari sebuah kebohongan yang dia beri untukku. Ketika aku sepenuhnya mempercayainya.

Tak ada tempat untuk bernaung. Hanya gelap yang kian meraung. Menenggelamkanku dalam angan semu. Sedalam luka yang dia beri untukku. Dan aku tak tahu. Kenapa Tuhan mengirim takdir seperti ini. Dia, yang dulu menjadi sahabatku. Dan kini ... entah bagaimana aku menyebutnya. Rasa gundah itu kembali hadir. Seiring dengan kenangan yang terus mengalir. Kutak tahu lagi ke mana harus berlabuh. Karena sejujurnya kini aku rapuh.

Sorry malem2 udah menye2 begini. Lagi gabut jadi iseng buat nulis alay. Sedang terserang writer's block soalnya jadi blom bisa lanjutin buat nulis cerpen ataupun cerita. Mau regat sejenak biar otak bisa mikir lagi. Dan entah kenapa, nyesej banget pas dicuekin dia. Dia ... yang pernah menjadi bagian dalam hidupku, dulu. Seseorang yang pernah kuanggap sebagai sahabat dan kakakku. Namun kini ... entahlah. Duh, udah deh sesi curcolnya. Hehe sorry kalau tulisanku ini ga berfaedah. Ambil aja hikmahnya kalau da dan jangan dibaca kalau menurut kalian ga ada faedahnya hihi. Selamat malam  ðŸ˜†ðŸ˜‰

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Mengulang Elipsis bagi Pemula

Hallo, pasti sudah tidak asing lagi dengan elipsis . Setelah kemarin aku post tentang elipsis, asportof dan separator , kini aku bakal m...